Zulkifli Hasan minta semangat ber-Islam tidak dicurigai sebagai sikap radikal

Di sisi lain, publik Islam, perlu memahami dan mengimplementasikan cara beragama yang tengahan atau moderat. 

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pada Pidato Kebudayaan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Sabtu (29/1/2022). Foto tangkapan layar YouTube Zulkifli Hasan

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyampaikan pentingnya positioning Islam yang moderat atau Islam Tengah di Indonesia, untuk dipahamkan kembali kepada publik luas, termasuk kepada para tokoh politik, tokoh bangsa, tokoh pers hingga tokoh budaya. 

“Sehingga semangat ber-Islam tidak dicurigai sebagai sikap keras atau radikal, pada saat yang sama sikap toleran juga tidak berarti mengabaikan batas-batas yang telah ditetapkan dalam agama. Bernegara tidak bisa dikerjakan dengan fanatisme tanpa mengayomi yang berbeda. Karena mengandung prisip rahmatin alamin," ungkap Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pada Pidato Kebudayaan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Sabtu (29/1). 

Menurut Wakil Ketua MPR RI itu, posisi agama dan negara belakangan ini kembali dipersoalkan, padahal hal tersebut merupakan diskusi yang sudah selesai. Hubungan antara agama dan negara dalam konsep Indonesia bersifat simbiotik, menjadi fusi sinergis yang harmonis.

Kemudian munculnya perbenturan-perbenturan yang belakangan terjadi akibat digunakannya politik identitas harus diantisipasi, tafsir beragama dalam politik harus bisa mengayomi, mendamaikan, berada di tengah.

Publik Islam, menurut Zulhas, perlu memahami dan mengimplementasikan cara beragama yang tengahan atau moderat.