sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akademisi usul pengembangan industri hilirisasi bidang kelautan

Ada empat potensi industri hilirisasi yang dapat dikembangkan di Indonesia, yakni industri pertambangan, agro, manufaktur, dan kelautan.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Jumat, 14 Okt 2022 08:14 WIB
Akademisi usul pengembangan industri hilirisasi bidang kelautan

Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Tony Wenas, mengatakan, Kadin merupakan mitra pemerintah dalam mengejar target realisasi investasi di Indonesia, sebesar Rp1.200 triliun pada 2022. Selain itu, Kadin juga diklaim berperan sebagai pemberi masukan tentang regulasi, kebijakan fiskal, dan moneter bagi investor.

Menurut Tony, stabilitas politik dan ekonomi menjadi kunci utama realisasi investasi. Sebab, bakal meningkatkan kepercayaan investor domestik maupun luar negeri.

"Jadi, kestabilan yang diciptakan pemerintah yang membuat investor percaya dan mau investasi di kita," ujarnya dalam webinar "Industri Hilirisasi, Kunci Optimalisasi SDA di Indonesia", Kamis (13/10).

Lebih jauh, Tony menilai, ada beberapa sektor industri hilirisasi yang bisa dilakukan di Indonesia. Misalnya, industri pertambangan, agro, manufaktur, dan kelautan. 

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gede Wenten, berpendapat, industri kelautan seharusnya menjadi sektor hilirisasi paling utama di Indonesia.

"Industri pertambangan ini, kan, akan habis karena enggak sustainable. Industri agro, lahan pertanian kita tidak seluas itu seperti Brasil. Apa dari Sabang sampai Merauke nanam sawit semua? Biasanya, industri yang monokultur seperti ini ada jebakannya," tuturnya.

Sedangkan industri manufaktur, ungkap Wenten, dipenuhi teknologi yang harus ditopang keilmuan. Dengan demikian, perjuangan sukses di sektor ini tergolong berat.

"Nah, industri kelautan ini yang sedikit disinggung. Kalau Indonesia mau sustainable dalam keekonomian, ya, ini, industri kelautan. Ini jelas sustain. Indonesia negara kepulauan yang lautnya 80%," paparnya.

Sponsored

Berdasarkan riset dan inovasi, ungkap Wenten, yang paling menguntungkan di industri kelautan adalah ocean farming revolution. Ini dinilai sebagai hilirisasi dengan sistem 3D, yakni menghasilkan ikan, rumput laut, kerang, dan sumber daya lainnya dalam satu tempat dan waktu.

Dia menambahkan, ada hal lain yang dapat dilakukan berkaitan dengan industri kelautan, di antaranya pertambangan di air laut, industri biomassa laut, penangkapan dan pemanfaatan karbon dengan fotosintesis bawah laut, dan mencegah perubahan iklim.

"Teknologi di laut tidak jauh-jauh dari kita. Kalau kita bisa optimalisasi industri kelautan, saya kira, Indonesia itu yang paling berjasa dalam urusan climate change," tegasnya.

Wenten pun mendorong pemerintah melakukan beberapa upaya guna memperkuat industri hilirisasi. Misalnya, penguatan kapasitas keilmuan, pengembangan teknologi, penguatan sistem inovasi nasional, dan penyiapan sumber daya manusia (SDM).

"Ini yang digembar-gemborkan industri hilirisasi, harus dipastikan betul benar-benar ada alih teknologi, ini juga harus ada backup keilmuannya. Pastikan juga pabrik-pabrik yang dibangun adalah inovasi baru, jangan sampai malah bekas semua yang ada di kita. Dan yang terpenting juga, memastikan betul adanya kesejahteraan yang didapat masyarakat agar tidak ada lagi buruh-buruh demo gaji kecil," tandasnya. 

Berita Lainnya
×
tekid