sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Android bikin Google didenda Rp72 triliun

Google harus membayar denda sebesar US$5 miliar setara dengan Rp72 triliun (kurs Rp14.400 per dollar AS) karena sistem operasi Android.

Dika Hendra
Dika Hendra Rabu, 18 Jul 2018 20:49 WIB
Android bikin Google didenda Rp72 triliun

Google harus membayar denda sebesar US$5 miliar setara dengan Rp72 triliun (kurs Rp14.400 per dollar AS) karena sistem operasi Android.

Langkah Komisi Eropa itu sebagai tindak lanjut penyelidikan selama tiga tahun karena Google memperkuat dominasi mesin pencarian dengan tidak adil dalam operasional Android. Melansir BBC pada Rabu (18/7), pengumuman denda akan diumumkan Brussels nanti.

Denda itu merupakan terbesar yang dijatuhkan kepada perusahaan. Tapi, Google mungkin akan melawan vonis denda yang dijatuhkan kepadanya. 

Komisioner Kompetisi Eropa Margrethe Vestager sebelumnya menjatuhkan denda sebesar US$2,8 miliar atas penyelidikan pelayanan perbandingan belanja yang dilakukan Google. Selain itu, tim yang dipimpin Vestager juga melakukan penyelidikan terhadap penempatan AdSense.

Komisi Eropa pertama kali menyelidiki Android pada April 2015 menyusul komplain dari Fairsearch – kelompok perdagangan yang terdiri dari Microsoft, Nokia, dan Oracle.

Android menguasai sedikitnya 64%  pasar ponsel di Eropa. Berdasakan penelitian Statcounter, pasar Android tumbuh menjadi 74%.

Komisi Kompetisi Eropa menjatuhkan tiga dakwaan terhadap sikap antikompetitif yang dilakukan Google. Pertama, Google dinilai memaksa perusahaan ponsel dan tablet yang menggunakan Android untuk menginstal search engine dan Chrome sebelum diberikan akses ke Google Playstore.

Kedua, Google mencegah perusahaan ponsel menjual produk yang sistem operasi rivalnya. Ketiga, Google memberikan insentif finansial yang memasang layanan search engine-nya. Kemudian, Google juga mendistribusikan Google Search dan the Play store secara bersamaan untuk memberikan layanan gratis.

Sponsored

Sedangkan Google menyatakan penyelidikan yang dilakukan Komisi Kompetisi Eropa mengabaikan inovasi, dan merendahkan kompetisi. Google membela diri kalau Apple dan rival sistem operasi lainnya juga tetap memberikan konsumennya sebagai alternatif.

Di Rusia, Google telah membuat konsensi setelah kompetitor lokal mengajukan komplain. Di Rusia, pengguna Android bisa mendapatkan pilihan antara Google, Yandex, dan Mail.ru sebagai mesin pencari yang tersedia di ponsel, selain Chrome. Statcounter menyatakan Yandex mengalamikan kenaikan 46% sejak perubahan kebijakan itu.

Bisakah skandal Android di Eropa terselesaikan? Seorang pengacara Suzanne Rab dari Serle Court Chamber, mengungkapkan ketegangan itu memakan waktu untuk diselesaikan. “Google selalu menyiapkan hak-hak legal yang baik di masa lalu,” kata Rab kepada BBC.

Google, sambung dia, bisa mengajukan gugatan ke pengadilan di Eropa. “Kasus Komisi Eropa melawan Intel saja memakan waktu bertahun-tahun dan bukan berbulan-bulan,” ungkapnya.

Berita Lainnya
×
tekid