sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Astra Agro Lestari genjot kapasitas produksi CPO

Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), siap mengoperasikan pabrik baru untuk menggenjot kapasitas produksi CPO.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 28 Agst 2018 23:01 WIB
Astra Agro Lestari genjot kapasitas produksi CPO

Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), siap mengoperasikan pabrik baru untuk menggenjot kapasitas produksi CPO.

Perusahaan Grup Astra itu tengah merampungkan pembangunan satu unit pabrik pengolahan kelapa sawit baru di Kalimantan Selatan. Pabrik kelapa sawit tersebut merupakan pabrik ke 32 milik perseroan. 

Direktur Utama Astra Agro Santosa mengatakan pabrik tersebut telah dibangun dengan investasi senilai Rp240 miliar. Ditargetkan, pabrik baru tersebut rampung dan siap beroperasi pada awal tahun 2019.

"Tahun depan kami akan mengoperasikan pabrik baru di Kalimantan berkapasitas 40 ton per jam," kata dia dalam konferensi pers Investor Summit di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (28/8).

Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut secara otomatis akan menambah kapasitas perusahaan tahun ini menjadi 1.555 ton per jam. Saat ini, perusahaan tercatat telah memiliki 31 unit pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas prouduksi sebesar 1.510 ton per jam.

Selain itu, AALI juga akan mengoperasikan 2 unit pabrik pemurnian minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) refinary berkapasitas 3.000 ton CPO per hari di Sulawesi Barat dan Dumai, Riau. Dari perusahaan tersebut juga nantinya akan mengoperasikan satu unit Palm Kernel Oil (PKO) refinery dengan kapasitas pengolahan sebesar 400 ton per hari di Sulawesi Barat.

Belanja modal (capital expenditure/Capex) emiten berkode saham AALI yang mencapai Rp1,5 triliun dan akan dialokasikan untuk investasi ke tanaman yang belum menghasilkan dan infrastruktur. Selain itu, belanja modal juga digunakan untuk perbaikan alat berat dan juga pabrik.

Pada sepanjang semester I-2018, AALI mencatatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) sebesar 868.000 ton atau naik sebesar 13,9% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yakni 762.000 ton.

Sponsored

Santoso mengatakan industri kelapa sawit saat ini masih menghadapi tantangan pelemahan permintaan dan harga jual. Namun, pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah menerapkan mandatori B20 sebagai salah satu kebijakan untuk menggenjot permintaan sawit. 

"Harapannya, dengan permintaan sawit yang meningkat harga jual bisa ikut terangkat dari jual yang saat ini yang masih berada di kisaran US$70 per ton," ujar Santosa.

Sementara untuk mengantisipasi ketergantungan perusahaan terhadap bisnis perkebunan sawit, sejak 2017 perseroan telah melakukan diversifikasi bisnis ke sektor pembibitan dan penggemukan sapi. Hingga semester I-2018, jumlah sapi yang dimiliki perusahaan telah mencapai sekitar 4.000 ekor untuk bisnis penggemukan atau meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu yang masih sekitar 2.000 ekor.

"Kami akan mengimpor lagi sekitar 2.000 ekor sapi. Sehingga sampai akhir tahun ini harapannya lini bisnis sapi bisa meningkat hingga tiga kali lipat," ujar Santosa.

Menurutnya, permintaan komoditas sapi dalam negeri saat ini tercatat cukup tinggi. Produksi daging sapi lokal diprediksi belum mampu memenuhi total kebutuhan dalam negeri. 

Sebagai informasi, pendapatan AALI di semester I-2018 mencapai Rp9,02 triliun, atau naik 5,6% dibandingkan periode sama tahun 2017 senilai Rp8,55 triliun. Pendapatan meningkat berkat kenaikan volume penjualan produk CPO dan turunannya sebesar 19%.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid