Bahlil bantah investasi asing di Indonesia dikuasai satu negara
BKPM mencatat, ada sepuluh negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia, pertama adalah Singapura US$3,6 miliar (34,8%).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melaporkan hasil investasi yang diterima Indonesia selama 2022.
Diketahui, total investasi di Tanah Air diproyeksikan mencapai Rp1200 triliun untuk tahun ini. Indonesia telah mengantongi investasi sebesar Rp283 triliun pada kuartal pertama, dan akan terus bertambah seiring masuknya industri baterai listrik dari investasi LG Energy Solution yang bekerja sama dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Upaya pemerataan pembangunan dengan investasi industri di seluruh Indonesia melalui BKPM juga terus dilakukan, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo kepada Bahlil.
"Di luar Jawa 52% (investasi industri) dan di Jawa 48%. Saya ditugaskan membangun Indonesia jangan di satu wilayah saja. Tetapi harus membangun secara merata, harus Indonesiasentris," jelas Bahlil dalam sambutannya yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden dalam acara "Implementasi Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi", Rabu (8/6).
Bahlil juga menambahkan sebaran wilayah Indonesia telah merata untuk investasi. Misalkan saja di Sulawesi Tengah mencapai US$1,32 miliar), Jawa Barat (US$1,27 miliar), DKI Jakarta (US$1,21 miliar), Riau (US$1,02 miliar), dan Maluku Utara (US$0,75 miliar).
"Ini foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Indonesia, jadi berimbang," tutur Bahlil.
Di sisi lain, menanggapi beredarnya isu bahwa investasi di Indonesia hanya dikuasai oleh satu negara, Bahlil pun menjelaskan bahwa hal tersebut tidak benar. BKPM mencatat, ada sepuluh negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia, yakni Singapura US$3,6 miliar (34,8%), Hongkong-RRC US$1,5 miliar (15,0%), RR China US$1,4 miliar (13,2%), Jepang US$0,8 miliar (8,0%), Amerika Serikat US$0,6 miliar (6,1%), Malaysia US$5,9 miliar (5,9%), Korea Selatan US$0,44 miliar (4,3%), Mauritius US$0,2 miliar (2%), dan Belanda US$ 0,17 miliar (1,7%).
Selanjutnya, sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, pihak BKPM telah merealisasikan hal tersebut yang diawali dari beroperasinya Hyundai memproduksi mobil listrik dan saat ini LG akan memproduksi baterai.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Mewujudkan e-commerce inklusif bagi penyandang disabilitas
Kamis, 30 Nov 2023 16:09 WIB
Potret kebijakan stunting dan pertaruhan Indonesia Emas 2045
Senin, 27 Nov 2023 16:01 WIB