sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank BUMN kaji suntik modal Muamalat

Bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) masih mengkaji untuk menyuntikkan modal kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Kamis, 12 Apr 2018 18:57 WIB
Bank BUMN kaji suntik modal Muamalat

Bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) masih mengkaji untuk menyuntikkan modal kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. yang tengah kesulitan.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Negara (Himbara) Maryono menyatakan bahwa beberapa bank yang tergabung dalam Himbara masih mengkaji mengenai rencana untuk menanamkan modal di Bank Muamalat

Dia menjelaskan, ada beberapa bank sudah menunjukkan ketertarikkannya. Namun, hingga saat ini bank-bank pelat merah itu masih melakukan kajian untuk mengetahui dampak dari penanaman modal tersebut.

"Kita jangan sampai ngomong oke, tapi kajiannya tidak memberikan manfaat. Saya kira, kita perlu melakukan kajian dulu, selama ini belum punya pemikiran untuk melakukan take over Muamalat," ujar Maryono usai menghadiri rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian, Kamis (12/4).

Menurut dia, jika akan menyuntikkan modal melalui private placement, artinya bank pelat merah itu akan membeli kepemilikan Bank Muamalat. Nantinya, Bank Muamalat dapat dilebur atau merger dengan unit bisnis di bawah bank-bank BUMN yang tengah berproses dalam holding sektor keuangan.

Untuk diketahui, saat ini Bank Muamalat tengah membutuhkan modal usaha untuk mengembangkan usahanya. Sebab, para pemegang saham pengendalinya tidak dapat lagi menyuntikkan modal lantaran terkendala faktor internal perusahaan. 

Bank Muamalat dimiliki beberapa investor. Diantaranya Islamic Development Bank (32,74%), Bank Boubuan (22%), Atwill Holding Limited (17,91%), National Bank of Kuwait (8,45 %), salah satu company di Jedah (Setco, sebesar 17,91%), dan sisanya merupakan pemilik perorangan. 

Dari sisi permodalan, IDB merupakan pemilik saham mayoritas. Tetapi sayangnya, mereka sudah tidak bisa lagi menambah kepemilikan. Terbentur aturan internal, maksimal penyertaan maksimum 20%.

Sponsored

Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad K Permana dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR menyampaikan, Bank Muamalat setidaknya membutuhkan suntikan modal pada kisaran Rp4,5 triliun- Rp6 triliun. Tergantung dari rencana ekspansi bisnis yang akan dilakukan perseroan di masa depan.

Maryono yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., pun menagaskan bahwa sampai saat ini, anggota Himbara masih berkonsentrasi pada bisnis bank masing-masing. Misalnya saja Bank BTN pada sektor perumahan, BRI dengan usaha mikronya, dan BNI pada kormesial koporatnya. 

Berita Lainnya
×
tekid