BI resmi terbitkan Indonia, apa itu?

Bank Indonesia resmi menerbitkan Indonia di laman www.bi.go.id sebagai acuan pasar uang bertenor semalam.

Direktur Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Yoga Affandei mengatakan Indonia merupakan suku bunga acuan pasar uang antarbank untuk tenor terpendek satu malam atau overnight. Indonia akan menggantikan Jakarta interbank offered rate (Jibor) untuk tenor yang sama. 

"Indonia untuk memperkuat kredibilitas suku bunga acuan (benchmark rate) di pasar uang. Benchmark rate yang kredibel dalam berbagai transaksi keuangan akan mendorong terciptanya pasar uang yang likuid dan dalam, serta efisiensi transaksi di pasar uang sehingga mendukung stabilitas moneter dan sistem keuangan," jelas Yoga, Rabu (1/8).

Ketentuan yang mengatur mengenai penguatan benchmark rate pasar uang antarbank ini dituangkan dalam PBI No. 20/7/PBI/2018 tentang Indonesia Overnight Index Average dan Jakarta Interbank Offered Rate.

Melalui penerbitan ketentuan ini, terdapat dua jenis benchmark rate yang digunakan sebagai acuan dalam transaksi di pasar uang, yaitu Indonia dan Jibor. 

Penggunaan Indonia sebagai benchmark rate, digunakan untuk valuasi transaksi derivatif suku bunga Overnight Indexed Swap (OIS) yang bersifat jangka pendek.

Sementara itu, Jibor merupakan benchmark rate yang ditetapkan oleh BI berdasarkan kuotasi suku bunga indikasi yang disampaikan oleh bank kontributor. Suku bunga yang disampaikan oleh bank kontributor merupakan suku bunga indikasi yang diharapkan dapat mencerminkan suku bunga pasar uang pada saat itu. 

"Penggunaan Jibor sebagai benchmark rate pasar uang untuk transaksi dengan tenor yang lebih panjang, 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Biasanya digunakan sebagai acuan untuk valuasi transaksi derivatif suku bunga Interest Rate Swap (IRS) yang bersifat jangka panjang," papar Yoga. 

Penerbitan Indonia sebagai benchmark rate pasar uang berbasis transaksi mulai diberlakukan pada tanggal 1 Agustus 2018. Sementara Jibor overnight tetap akan dipublikasikan hingga 31 Desember 2018. 

Adanya proses transisi tersebut, kata Yoga, ditujukan agar Indonia mulai digunakan sebagai referensi atas suku bunga overnight dan proses penyesuaian referensi yang digunakan dalam kontrak-kontrak keuangan dapat mulai berjalan. 

"Per tanggal 2 Januari 2019, Jibor overnight tidak lagi ditetapkan oleh BI dan Jibor hanya akan terdiri dari 5 tenor yaitu 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan," pungkas Yoga.