sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BRI revisi target pertumbuhan kredit dan laba bersih

Turunnya target laba bersih juga bakal mengakibatkan dividen yang diberikan BRI ke pemerintah menjadi berkurang.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 19 Agst 2020 13:27 WIB
BRI revisi target pertumbuhan kredit dan laba bersih

Pandemi Covid-19 menyeret laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) hingga turun 36,88% pada semester I-2020 menjadi Rp10,20 triliun.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan dalam situasi seperti ini, BRI dipastikan akan melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB) mereka. Perusahaan telah merevisi target penyaluran kredit pada tahun 2020, dari semula double digit, menjadi hanya 4%-5% saja.

"Sudah kami revisi turun untuk penyaluran kredit, dari semula double digit, menjadi 4%-5% saja. Karena penyaluran kredit turun, sudah pasti target laba bersih tahun ini juga kami revisi," kata Sunarso, Rabu (19/8).

Namun, Sunarso enggan menyebut jumlah laba bersih yang dipatok BRI dalam revisi RBB tersebut. Turunnya laba bersih juga bakal mengakibatkan susutnya dividen yang diberikan BRI ke pemerintah pada tahun depan. Tahun lalu, BRI mampu membukukan laba Rp34 triliun dengan memberikan dividen sejumlah Rp11,8 triliun ke pemerintah.

"Kalau sekarang laba bersih kami sepanjang satu semester sebesar Rp10,2 triliun, nanti kira-kira dua semester apakah Rp20 triliun? Ya enggak. Karena kami melihat ke depan risiko ketidakpastian masih tinggi," hitungnya

Sunarso menuturkan akibat tingginya risiko ketidakpastian tersebut, BRI harus menyisihkan sebagian pendapatan mereka menjadi bantalan dan cadangan yang cukup sehingga laba bersih diprediksi tak sanggup terbang tinggi. Cadangan dilakukan guna menutupi risiko ketidakpastian yang mungkin masih akan terjadi.

Sementara Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, perusahaan masih akan melakukan audiensi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait revisi RBB tersebut.

"Secara implisit yang bisa kami sampaikan, kalau satu semester Rp10 triliun, secara logika sederhana dikalikan dua. Tapi karena kami harus memupuk cadangan untuk mengover ketidakpastian, tentu saja tidak bisa dua kali," ujarnya.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid