sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dampak coronavirus, perbankan awasi kredit ke sektor pariwisata

Sejumlah bank mewaspadai kredit yang disalurkan ke berbagai industri yang terdampak coronavirus disease-19 (Covid-19).

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 06 Mar 2020 13:03 WIB
Dampak coronavirus, perbankan awasi kredit ke sektor pariwisata

Sejumlah bank mewaspadai kredit yang disalurkan ke berbagai industri yang terdampak coronavirus disease-19 (Covid-19).

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Royke Tumilaar menyatakan untuk saat ini, sektor pariwisata beserta bisnis turunannya seperti hotel dan restoran yang paling terkena dampak langsung dari wabah coronavirus.

"Yang harus cepat dibantu itu hotel dan restoran, banyak yang kecil-kecil. Kita bantu lah, tunda dulu angsurannya. Yang penting mereka bisa tetap hidup dan beroperasi," tutur Royke, di Bank Indonesia, Kamis (5/3).

Royke melanjutkan, eksposur kredit Bank Mandiri tak banyak di sektor tersebut, yaitu kurang dari 3% dari keseluruhan pemberian kredit. Meskipun tak banyak, apabila industri wisata tak pulih hingga akhir tahun, Royke bilang kredit macet atau non-performing loan (NPL) Bank Mandiri bisa naik sebesar 0,2%-0,3%.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Tigor M. Siahaan mengatakan pihaknya masih melakukan stress testing secara menyeluruh terkait sektor yang terdampak oleh covid-19.

Akan tetapi, menurut Tigor, sektor pariwisata memang sudah sangat jelas terpengaruh covid-19 karena kedatangan wisatawan yang datang dari luar negeri sangat berkurang jumlahnya.

"Bukan hanya bisnis hotel yang terganggu, tapi sektor penyokongnya juga," ujar Tigor.

Meskipun demikian, Tigor optimistis dampak pelemahan akibat covid-19 ini akan cepat pulih. Sebab, dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menghadapi virus H1N1 (flu babi), SARS dan MERS, akan pulih dengan skenario pergerakan v-shape.

Sponsored

Sementara, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Sunarso mengatakan hingga saat ini belum ada debitur Bank BRI yang mengajukan restrukturisasi utang akibat covid-19.

"Belum ada yang mengajukan restrukturisasi karena kan baru terjadi akhir-akhir ini. Tapi, kalaupun ada yang mengajukan restrukturisasi, kami sudah punya antisipasinya," tutur Sunarso.

Dengan pelemahan ini, Sunarso bilang Bank BRI telah siap dengan stress test perbankan yang mengukur ketahanan modal dan kecukupan likuiditas dalam menghadapi perubahan dan shock pada kondisi makro ekonomi.

Sunarso pun mengatakan Bank BRI belum akan menambah jumlah pencadangan mereka. Sebab, rasio pencadangan Bank BRI, kata Sunarso berada di angka 153%.

Adapun mengenai revisi pertumbuhan kinerja dan Rencana Bisnis Bank (RBB) akibat covid-19, Bank BRI akan melakukan hal tersebut setelah semester I-2020.

"Kalau bulan Juni masih menantang, bisa saja target kinerja kami revisi turun," ucap dia.

Berita Lainnya
×
tekid