sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Harga komoditas ekspor menurun, BPS: Tanda windfall berakhir

Harga komoditas global beberapa komoditas ekspor impor Indonesia, terpantau mengalami penurunan harga.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Senin, 15 Agst 2022 12:36 WIB
Harga komoditas ekspor menurun, BPS: Tanda windfall berakhir

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan saat ini Indonesia mulai mengalami penurunan harga komoditas unggulan ekspor, sehingga ini menjadi pertanda bagi Indonesia dalam memasuki masa berakhirnya windfall.

“Pada perdagangan komoditas ekspor bulan lalu memang kita mengalami surplus di Juni 2022. Namun harga komoditas global beberapa komoditas ekspor impor Indonesia, terpantau mengalami penurunan harga,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers BPS, Senin (15/8).

Dari laporan BPS diketahui, indeks harga komoditas global sektor energi di Juli 2022 menurun dibanding bulan sebelumnya, yaitu di level 168,58. Hal yang sama juga terjadi di indeks harga komoditas global sektor pangan yang saat ini menunjukkan tren penurunan sejak Mei 2022 dan di Juli tahun ini berada di level 138,63.

Terkait perkembangan harga komoditas global, Setianto menyebut untuk sektor minyak mentah saat ini berada di harga US$105,1 per barel yang artinya mengalami penurunan 10,03% dibanding bulan lalu. Meski demikian, harga minyak mentah masih naik 43,40% secara year on year (yoy).

Menilik di sektor gas alam, menurut Setianto juga terjadi penurunan sejak Juni 2022 sebesar 5,45% (mtm), sehingga saat ini harga gas alam ada di posisi US$7,3 per mmbtu. Tetapi gas alam juga masih mengalami peningkatan secara year on year sebesar 90,80%.

“Kita lihat untuk minyak kelapa sawit, ini menunjukkan penurunan yang cukup tajam di Juli ini sebesar US$1056,6 per metrik ton. Dibandingkan dengan Juli 2021, yang harganya sebesar US$1062,99 per metrik ton,” lanjut Setianto.

Berikutnya di batu bara yang menjadi komoditas ekspor utama, pada Juli 2022 terjadi peningkatan menjadi US$306,4 per metrik ton. Secara bulanan, batu bara mengalami peningkatan 7,55% dibanding juni 2022. Dan secara tahunan juga terjadi peningkatan sebesar 150,53%.

Lebih lanjut, Setianto menjelaskan harga nikel juga mengalami penurunan sejak Maret 2022. Diketahui saat ini harga nikel tengah berada di US$21,5 ribu per metrik ton.

Sponsored

“Untuk gandum juga mengalami penurunan di Juli 2022, yaitu sebesar US$382,5 per metrik ton pada Juli. Dimana kalau kita lihat grafik, pada Mei masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan juli 2022,” imbuh Setianto.

Setianto mengatakan, penurunan sejumlah komoditas unggulan ekspor ini perlu diwaspadai.

“Penurunan harga komoditas unggulan ekspor utama kita seperti CPO ini barangkali memang menjadi perhatian kita sebagai tanda berakhirnya windfall harga komoditas kita,” pungkas Setianto. 

Berita Lainnya
×
tekid