sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG terkoreksi, saatnya sesuaikan portfolio investasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat turun 2,69% dalam sepekan terakhir .

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Sabtu, 10 Mar 2018 17:21 WIB
IHSG terkoreksi, saatnya sesuaikan portfolio investasi

Pasar modal mengalami koreksi akibat terseret kondisi perekonomian global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat turun 2,69% dalam sepekan terakhir menjadi 6.433 poin pada penutupan Jumat (9/30) dari 6.582 pada akhir pekan sebelumnya. 

Turunnya IHSG turut dipicu oleh keluarnya investor asing dari pasar saham dengan nilai jual bersih sepanjang pekan lalu sebesar Rp 4,51 triliun. Di sepanjang tahun ini, investor asing mencatatkan jual bersih dengan nilai Rp 14,43 triliun. 

Head of Wealth Management dan Retail Digital Business Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan koreksi pasar modal dipicu oleh faktor global terkait kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menaikkan tarif impor baja dan alumunium. Juga terdapat kekhawatiran pelaku pasar terhadap meningkatnya inflasi AS secara pesat sehingga berimbas pada bank sentral AS, The Fed yang akan lebih agresif dalam melakukan pengetatan moneter.

Tekanan pasar dalam beberapa hari terakhir juga semakin diperdalam oleh respons pasar atas kebijakan pemerintah Indonesia yang meningkatkan subsidi. "Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan subsidi sebenarnya merupakan langkah yang cukup bijak mengingat konsumsi dalam negeri saat ini belum sepenuhnya pulih terbukti dengan rilis angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga di 2017 yang hanya naik 4,95% year-on-year," papar Ivan, Sabtu (10/3).

Sponsored

Kendati demikian, jangan khawatir.  Ivan yakin koreksi pasar modal merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk menyesuaikan portofolio investasi. Di tengah kondisi ini, investor bisa memperbesar investasi berbasis saham sepanjang bulan Maret. Prediksi itu mempertimbangkan kinerja IHSG sepanjang 2017 yang banyak dikontribusikan oleh kenaikan saham berkapitalisasi besar. Selain itu, pasar saham dan obligasi di awal 2018 juga berkinerja baik .

Praktisi pasar modal Benny Tjokrosaputro seperti dilansir Antara mengatakan untuk menjadi seorang investor di pasar modal harus dapat menentukan profil risiko yang sanggup ditanggung.

"Untuk berinvestasi saham, harus disesuaikan kita tipe yang mana, kalau takut risiko, lebih baik ke reksa dana pendapatan tetap saja," ujar Benny Tjokrosaputro yang juga Komisaris Utama PT Hanson International Tbk. Benny menambahkan kalau ingin investasi jangka panjang bisa memilih saham emiten yang memiliki rasio harga terhadap laba per saham (Price Earning Ratio/PER) yang rendah. Dengan PER yang rendah, maka tingkat imbal hasilnya lebih baik.

Berita Lainnya
×
tekid