sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Industri alas kaki Indonesia duduki peringkat keempat dunia

Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai produsen alas kaki di dunia setelah China, India, dan Vietnam. 

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Minggu, 07 Apr 2019 08:31 WIB
Industri alas kaki Indonesia duduki peringkat keempat dunia

Industri alas kaki di Indonesia sepanjang 2018 mencatat produksi hingga 1,41 miliar pasang sepatu atau berkontribusi 4,6% dari total produksi sepatu dunia. Dari capaian tersebut, Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai produsen alas kaki di dunia setelah China, India, dan Vietnam. 

“Selain itu, kita menjadi negara konsumen sepatu terbesar ke-4 dengan konsumsi 886 juta pasang alas kaki,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA)  Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam keterangan resmi kepada Alinea.id di Jakarta, Minggu (7/4).

Gati menyebutkan, saat ini jumlah industri alas kaki di Indonesia tercatat ada 18.687 unit usaha, yang meliputi sebanyak 18.091 unit usaha skala kecil, kemudian 441 unit usaha skala menengah, dan 155 unit usaha skala besar.

“Dari belasan ribu unit usaha tersebut, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 795.000 orang,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, industri alas kaki merupakan salah satu sektor manufaktur andalan yang mampu memberikan kontibusi besar bagi perekonomian nasional. 

Ini tercemin dari pertumbuhan kelompok industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang mencapai 9,42% pada tahun 2018 atau naik signifikan dibandingkan tahun 2017 sekitar 2,22%. Capaian tahun lalu tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17%.

Sementara, ekspor alas kaki nasional juga mengalami peningkatan hingga 4,13% dari tahun 2017 sebesar US$4,91 miliar menjadi US$5,11 miliar di 2018. Airlangga optimistis akan terjadi peningkatan ekspor produk alas kaki nasional sampai US$6,5 miliar pada tahun 2019 dan menjadi US$10 miliar dalam empat tahun ke depan. 

“Apalagi, Indonesia sudah tandatangan CEPA dengan Australia dan European Free Trade Association (EFTA). Ini menjadi potensi untuk memperluas pasar ekspor bagi produk manufaktur kita,” ujarnya.

Sponsored

Airlangga menjelaskan, pemerintah juga memprioritaskan industri alas kaki sebagai sektor padat karya berorientasi ekspor. Bersama industri tekstil dan pakaian, industri alas kaki pun dipersiapkan untuk memasuki era industri 4.0 agar lebih berdaya saing global dan ekspornya naik.

“PT KMK Global Sports di Cikupa, Tengerang menjadi salah satu model yang menerapkan future of production,” kata dia.

Berita Lainnya
×
tekid