sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IPCC targetkan serap dana IPO hingga 90% di akhir 2019

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) tengah membangun lahan parkir dari dana hasil IPO.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 24 Sep 2019 14:30 WIB
IPCC targetkan serap dana IPO hingga 90% di akhir 2019

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) akan menyerap dana hasil penawaran umum perdana saham hingga 90% di akhir tahun 2019. Pada initial public offering (IPO) 2018, IPCC mendapatkan dana segar hingga Rp799 miliar (dari Rp835 miliar dikurangi dana emisi).

Direktur Utama IPCC Chiefy Adi Kusmargono mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk memulai pembangunan lahan parkir vertikal di kuartal IV-2019. Lahan parkir vertikal ini rencananya akan menampung sebanyak 300.000 unit kendaraan.

Dengan dibangunnya parkir vertikal ini, IPCC akan mampu menampung kapasitas parkir hingga 1 juta unit kendaraan setiap tahunnya. Saat ini, perseroan memiliki kapasitas parkir sebesar 780.000 unit kendaraan per tahun.

"Nilai investasinya sebesar Rp100 miliar dan saat ini kami sedang diminta oleh dewan komisaris untuk mempertajam lagi feasibility study mengenai parkir vertikal ini," kata Chiefy di Jakarta, Selasa (24/9).

Adapun total penambahan kapasitas parkir perseroan dengan dibangunnya parkir vertikal ini meningkat menjadi 7,3 hektare (ha). Saat ini, perseroan mengelola lahan seluas 34,5 ha.

Selain itu, pihaknya juga merencanakan untuk melakukan pengerasan lahan horizontal parking seluas 3,3 ha lahan di akhir tahun ini.

"Dengan rencana-rencana tersebut, sampai akhir tahun ini dana IPO akan terserap sampai 90%," ujar Chiefy.

Mengenai target laba perseroa tahun 2019 ini, Chiefy mengatakan perseroan merevisi ulang target mereka karena lesunya pertumbuhan ekonomi. IPCC semula memasang target pertumbuhan laba sebesar 30% di awal tahun ini. Setelah direvisi ulang, IPCC hanya menargetkan 5%-10% pertumbuhan laba.

Sponsored

Pada semester I-2019, pendapatan IPCC mengalami penurunan sebesar 8,62% menjadi Rp228,7 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp250,27 miliar.

Sementara itu, laba bersih perseroan juga mencatatkan penurunan sebesar 4,5% menjadi Rp90,5 miliar pada semester I-2019, dari Rp94,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Chiefy mengatakan kinerja keuangan tersebut disebabkan karena dampak perang dagang antara China dan Amerika Serikat, serta lesunya penjualan alat berat akibat adanya pemilu.

"Jadi semua wait and see. Penjualan alat berat menurun, walaupun porsinya kecil memiliki pengaruh hingga 40% pada kinerja keuangan kami," kata Chiefy.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid