sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kementan dorong korporasi petani bawang merah di Kulon Progo

Korporasi petani mulai digairahkan di berbagai daerah oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Tri Kurniawan
Tri Kurniawan Selasa, 20 Okt 2020 10:55 WIB
Kementan dorong korporasi petani bawang merah di Kulon Progo

Kulon Progo tercatat sukses menjadi salah satu sentra penghasil bawang merah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bahkan nasional. Kawasan tersebut akan didorong untuk tumbuhnya korporasi petani bawang merah.

Korporasi petani mulai digairahkan di berbagai daerah oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, korporasi petani akan meningkatkan nilai tambah, daya saing, mengembangkan produk turunan dan meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri dalam menghadirkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo terus mendorong pengembangan korporasi petani dan nelayan yang diharapkan dapat membangun proses bisnis dari hulu ke hilir. 

Varietas bawang merah yang banyak dikembangkan di Kulon Progo yaitu Tajuk dan varietas lokal Srikayang yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian. 

Bupati Kulon Progo Sutedjo, saat melakukan panen raya bawang merah di sentra Srikayangan, Sentolo, Senin (19/10) menyampaikan, panen kali ini sangat menggembirakan petani.

"Hasil ubinan basahnya bisa sampai 20 ton per hektare. Harga jual di lahan bisa sampai Rp25.000 per kilo atau Rp40 juta per seribu meter persegi," ujar Sutedjo. 

Selain bupati, turut hadir juga wakil bupati Kulon Progo, perwakilan Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, DPRD DIY, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY dan puluhan petani setempat. 

Sementara itu, Dirjen Hortikuktura Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulisnya, mengapresiasi keberhasilan petani Kulon Progo yang sudah mengembangkan hulu-hilir bawang merah sebagai embrio tumbuhnya korporasi petani.

Sponsored

Meski sudah sukses panen, Bupati Sutedjo mengajak para petani bawang merah Kulon Progo untuk semakin dinamis dan berwawasan nasional.

"Jadi petani bawang merah harus senantiasa ngulir budi atau berpikir dinamis. Tak hanya untuk Kulon Progo tetapi harus tahu dinamika nasional seperti apa. Tidak hanya di budi daya saja,  tetapi juga harus mampu mengelola hulu hilirnya. Korporasi petani menjadi alternatif yang bagus," terangnya. 

Kepala Dinas Pertanian Kulon Progo M Aris Nugroho menyebut, daerahnya merupakan sentra utama bawang merah selain cabai merah yang lebih dulu eksis. Luas tanam bawang merah Kulon Progo pada 2019 mencapai 628 hektare, dan 2020 sampai Oktober sudah naik menjadi 879 hektare.

"Sentra terbesarnya di Desa Srikayangan ini yang mencapai 255 hektare," kata Aris. 

Menurut Aris, omset bawang merah di Desa Srikayangan mencapai Rp66 miliar pada satu kali musim tanam.

"Contoh yang saat ini dipanen, dengan modal hanya Rp14 juta, petani bisa mendapat untung hingga Rp26 juta per 1.000 m2. Ini luar biasa di tengah situasi pandemi saat ini," tandasnya. 

Sementara, Kasi Pengembangan Kawasan Bawang Merah dan Sayuran Umbi Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Subardi, mengapresiasi capaian Kulon Progo yang sukses menjadi sentra utama bawang merah untuk wilayah DIY bahkan nasional.

 "Produksi bawang merah Kulon Progo tercatat surplus hingga hampir 2.000 ton per tahunnya. Capaian swaembada ini harus ditingkatkan, salah satunya melalui korporasi petani untuk menjamin keberlanjutan usaha tani," katanya. 

Korporasi tersebut mengnyinergikan berbagai unit usaha dan stakeholders terkait pengembangan bawang merah dari hulu hingga hilir yang dikelola langsung oleh para petani maju setempat. Ditambahkannya, tahun ini Kementan membantu pengembangan bawang merah Kulon Progo berupa sarana pascapanen dan pengolahan.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid