sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kota Satu Properti IPO, kinerja bisa terdongkrak

Perusahaan akan menggunakan modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha dan anak usaha.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 05 Nov 2018 15:18 WIB
Kota Satu Properti IPO, kinerja bisa terdongkrak

PT Kota Satu Properti Tbk, perusahaan yang bergerak di sektor properti resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (5/11). Dana segar dari penjualan saham akan digunakan untuk mengembangkan usaha. 

Perusahaan dengan kode saham SATU tersebut merupakan perusahaan ke-48 yang melantai pada tahun 2018 dan ke-610 yang melantai sepanjang BEI berdiri. SATU menjual 500 juta sahamnya atau setara dengan 40% dari modal untuk ditempatkan dan disetor penuh setelah Initial Public Offering (IPO) seharga Rp117 per saham. Sehingga total dana yang diserap perusahaan mencapai Rp58,5 miliar.

Pada pencatatan perdana, saham SATU melonjak 69,23% atau 81 poin ke level ke Rp198. Dengan demikian saham tersebut otomatis auto reject. Saham perseroan ditransaksikan sebanyak 1 kali dengan volume sebanyak 3 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp59.400.

Perusahaan properti yang mengembangkan real estate ini mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,48 kali dalam masa penasawaran umum perdana saham yang berlangsung pada 29-30 Oktober kemarin. Oversubscribed perseroan mencapai 4,48 kali dari total saham IPO atau 348,72 kali dari porsi pooling. 

Pada aksi korporasi ini, PT Victoria Sekuritas Indonesia ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter). Adapun Perseroan mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 26 Oktober 2018 pekan lalu.

Rencananya, dana IPO ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja guna mendukung kegiatan usaha, serta pengembangan usaha perusahaan, baik secara langsung maupun melalui anak usaha.

Adapun entitas anak yang akan mendapatkan suntikan dana dari hasil IPO itu adalah PT Kota Satu Management yang merupakan entitas anak langsung dan PT Kota Satu Persada yang merupakan entitas anak tidak langsung. Entitas anak PT Kota Satu Management mengelola sejumlah hotel seperti Allstay Hotel, Cityone Hotel, Allstay Resort, Cityone Express. Sedangkan anak usaha lainnya PT Kota Satu Persada mengelola hotel-hotel di kota sekunder Jawa Tengah.

Sekadar informasi, hingga April 2018, perusahaan mencetak pendapatan Rp21,58 miliar. Pendapatan ini meningkat 44,8% dari Rp14,89 miliar year on year (yoy). 

Sponsored

Sementara laba kotor perusahaan ini dalam empat bulan di 2018 tumbuh 42,1% yoy menjadi Rp7,83 miliar. Adapun laba bersih tumbuh 25% menjadi Rp600 juta.

Target laba tumbuh 200%

Usai menjadi perusahaan terbuka, SATU pun makin percaya diri dengan membidik pertumbuhan laba bersih hingga 200% menjadi Rp15 miliar dari Rp 5 miliar yang perkiraan mencapai tahun ini. Target ini dipatok dengan mempertimbangkan sektor properti yang akan mulai bergairah di tahun depan.

Adapun sampai kuartal III-2018, perusahaan yang bergerak di bidang properti ini telah mencatatkan laba senilai Rp4 miliar. Sampai akhir tahun, laba diperkirakan bisa mencapai Rp5 miliar. 

“Proyeksi kami tahun depan laba sekitar Rp10 miliar sampai Rp15 miliar,” ungkap CEO Kota Satu Properti, Prajitna Kasim. 

Meski begitu, Prajitna mengaku perusahaan memang belum optimal dalam mencapai laba bersih yang tinggi. Sebab, pihaknya baru saja menjalankan bisnis tersebut sejak tiga tahun. Kegiatan usaha utamanya adalah mengembangkan real estate, hotel dan properti komersial. 

Lebih lanjut, dia mengatakan penjualan properti di 2018 dan 2019 dinilai akan mulai bangkit lagi setelah dua tahun sebelumnya pada 2016 dan 2017 melambat. Penjualan tahun depan akan didukung oleh penjualan unit di cluster baru milik perusahaan.

"Saat ini sedang mengembangkan perumahan untuk tahap satu, diharapakan bisa selesai akhir tahun depan. Kami juga mengmbangi dengan pendapatan dari hotel operator, dalam waktu dekat kami akan operate dua hotel baru di luar hotel yang dimiliki sekarang," kaya Prajitna.

Sementara, tahun depan perusahaan juga memperkirakan penjualan bisa mencapai Rp70 miliar sampai Rp80 miliar yang disumbangkan sebesar 60% dari penjualan rumah tapak dan 40% lainnya dikontribusikan oleh bisnis operator hotel melalui anak usahanya.

Saat ini perusahaan memiliki total landbank seluas 10 hektar dengan total luas yang lahan yang sudah dikembangkan seluar 9 hektar. Hingga lima tahun depan perusahaan menargetkan bisa menambah hingga 25 hektar lahan baru yang masih akan difokuskan di wilayah Kabupaten Semarang mengingat potensi penjualan di wilayah tersebt masiih tinggi.

"Penjualan di wilayah itu mendukung karena itu kawasan industri jadi kebutuhan untuk tempat tinggal masih tinggi," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid