sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Listing perdana, saham TCPI kena auto rejection

PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) menjadi perusahaan ke 23 yang melantai di pasar modal.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 06 Jul 2018 10:20 WIB
Listing perdana, saham TCPI kena auto rejection

PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroaan menjadi perusahaan ke 23 yang melantai di pasar modal pada tahun ini sekaligus perusahaan ke 587 di pasar modal sampai dengan saat ini.

Pada pencatatan perdana, saham TCPI naik 96 poin atau 69,57% ke level Rp234 dari harga perdana Rp138. Saham TCPI ditransaksikan sebanyak satu kali dengan volume sebanyak 100 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp2,34 juta. Dengan kenaikan sebesar 69,57%, maka saham TCPI langsung menembus batas atas atau auto rejection oleh sistem karena kenaikan saham melebihi ketentuan dalam sehari.

Perusahaan transportasi laut dan logistik ini melepas sebanyak-banyaknya 1 miliar saham kepada publik atau setara dengan 20% dari modal disetor setelah IPO. Adapun harga penawaran perdana ditetapkan pada harga Rp138 per saham. Dengan demikian, dari hajatan ini perseroan bisa meraih dana sebesar Rp138 miliar.

Komisaris Utama dan Independen Perseroan Achmad Sutjipto mengatakan, pada masa penawaran umum, terjadi oversubscribed sebesar hampir tiga kali total IPO.

"IPO ini merupakan langkah besar bagi perseroan untuk bergerak maju lebih optimis ke depan. Kami selalu berharap dan berjanji, dengan tercatat perseroan di bursa, akan memberikan alternatif investasi yang menarik," kata Sutjipto kepada wartawan, Jumat (6/7).

Manajemen Perseroan telah menunjuk PT Investindo Nusantara Sekuritas dan PT Jasa Utama Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sekadar informasi, sebelum IPO, saham Perseroan dimiliki oleh PT Sari Nusantara Gemilang (SNG) sebesar 70% dan PT Karya Permata Insani (KPI) sebesar 30%.

Setelah IPO, komposisi pemegang saham Perseroan yakni SNG sebesar 56%, KPI menjadi 24%, dan sisanya pemegang saham publik sebesar 20%. Perseroan memiliki satu Entitas Asosiasi dengan kepemilikan saham 28,8% yakni PT Energy Transporter Indonesia yang bergerak di jasa pelayaran dalam dan luar negeri.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengharapkan perusahaan tetap menjaga keberlangsungan kinerja perseroan setelah menjadi perusahaan publik. 

Sponsored

"Perseroan sudah masuk dalam komunitas yang bisa men-utilize pasar modal, jadi jangan berhenti di sini. Silakan manfaatkan pasar modal untuk menggalang dana tidak hanya dari IPO," kata dia di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (6/7).

Berita Lainnya
×
tekid