close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri LHK, Siti Nurbaya. Dokumentasi KLHK
icon caption
Menteri LHK, Siti Nurbaya. Dokumentasi KLHK
Bisnis
Rabu, 18 Januari 2023 16:15

Menteri LHK: Penerimaan PNBP 2022 lebih tinggi dari target

Asal PNBP tersebut antara lain dari PNBP Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR), dan iuran izin usaha pemanfaatan hutan.
swipe

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melaporkan, Kementerian LHK (KLHK) pada 2022, telah merealisasikan penerimaan bersumber penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp6.382 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar Rp5.549 miliar atau 119,37% dari target.

Siti merinci, asal PNBP tersebut antara lain dari PNBP Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR), dan iuran izin usaha pemanfaatan hutan (IIUPH) yang seluruhnya mencapai Rp2.928 miliar. Kemudian berasal dari PNBP penggunaan kawasan hutan (PKH) sebesar Rp2.934 miliar, PNBP lainnya sebesar Rp519,27 miliar, dan PNBP umum mencapai Rp202,12 miliar.

Selain itu, realisasi anggaran KLH Tahun Anggaran 2022 mencapai 97,58%, atau dari Rp6,5 triliun telah terealisasi Rp6,3 triliun. Laporan keuangan ini juga telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dan menjadi tahun ke enam berturut-turut peroleh opini WTP dari 2017 hingga 2022.

“Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang sebesar 94,95%. Sedangkan realisasi fisiknya tercatat 98,04% dengan konfigursi setiap satuan kerja eselon I dan BRGM,” ujar Siti dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan KLHK, Rabu (18/1).

Siti juga mengklaim, sumbangan produk domestik bruto (PDB) kehutanan tumbuh 4,8% pada triwulan III-2022. Kemudian untuk nilai transaksi ekonomi yang berasal dari kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) pada 2022 mencapai Rp118,696 miliar dengan tiga provinsi sebagai penyumbang nilai tukar ekonomi tertinggi, yaitu Sumatera Utara, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat.

“Ini ada 6% dari KUPS yang ada dari 10.000-an lebih. Dari 6% yang melaporkan pada kami, itu ternyata mencatat angka Rp118 miliar transaksi ekonomi. Jadi KUPS ini cukup memberikan dampak. Dan 40% hingga 50% KUPS ini sudah berinteraksi ekspor seperti dari Jawa Barat, Maluku, dan Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan lain-lain,” tuturnya.

Adapun nilai ekspor hasil hutan, tumbuhan satwa liar (TSL), dan bioprospecting selama 2022 mencapai US$14,24 miliar yang terdiri dari nilai ekspor hasil hutan US$14,23 miliar dan nilai ekspor TSL US$0,078 miliar. Siti kemudian juga menyampaikan adanya penurunan wilayah deforestasi hutan.

“Angka deforestasi kita, pada 2020 ke 2021 itu angkanya di 113.000 hektare. Sebelumnya 114.000 hektare. Jadi memang semakin menurun dan ini memang merupakan hal yang sangat positif,” ujar Siti. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan