sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Nyaman isolasi mandiri ala homecare

Untuk menikmati layanan homecare diperlukan biaya yang tidak sedikit.

Nurul Nur Azizah
Nurul Nur Azizah Minggu, 11 Jul 2021 06:35 WIB
Nyaman isolasi mandiri ala homecare

Lonjakan pasien positif Covid-19 membuat daya tampung rumah sakit membludak. Di tengah kondisi ini, bisnis homecare sebagai pendampingan perawatan Covid-19 (isolasi mandiri) menjadi daya tarik tersendiri. Risikonya, pasien dan keluarga mesti rela merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan layanan kunjungan ke rumah itu. 

Fikri (26) tidak mau mengambil risiko untuk mengantre di rumah sakit kala anggota keluarganya dinyatakan positif Covid-19. Usai berkomunikasi dengan dokter keluarganya, dia pun direkomendasikan mengakses homecare untuk mendapatkan pendampingan isolasi mandiri. 

Karyawan yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur, ini tak pikir panjang untuk menghubungi homecare terdekat di lokasinya. Selain bisa mengakses telekonsultasi bersama tenaga kesehatan, dia pun juga mendapatkan layanan suplai vitamin, swab (home visit) hingga pendampingan sampai pemulihan Covid-19. 

"Memilih homecare karena rasanya lebih aman karena less contact sama banyak orang di luar," ujar Fikri kepada Alinea.id, Kamis (8/7).  

Ilustrasi Pixabay.com.

Meski harus merogoh biaya jutaan rupiah dari kantong pribadinya, Fikri mengaku cukup terbantu untuk mendapatkan pendampingan Covid-19 dengan mudah dan relatif cepat. Keamanan dan keselamatan menjadi hal paling penting baginya. 

"Worth it dibandingkan aku harus ngantre di RS atau harus ketemu banyak orang," ujar lulusan universitas negeri di Malang ini.

Tak hanya Fikri, Monica (26) sempat mengakses homecare tes usap antigen Covid-19 untuk ayah, ibu dan adiknya beberapa minggu lalu. 

Sponsored

Kala itu, ibunya mengalami gejala batuk-batuk. Sementara, di rumahnya ada adik dan ayah yang mempunyai penyakit stroke. Bergegaslah Monica mencari rekomendasi di grup keluarga, teman hingga referensi di internet. 

"Udah mulai curiga nih (Covid-19), ya udah tes aja. Tapi papa kan stroke jadi susah kalau harus datang ke lab. Jadi aku nyarinya yang homecare," ujar Monica lewat sambungan telpon kepada Alinea.id, Jumat (9/7). 

Ia pun mengaku sempat kesulitan mencari rumah sakit sebab banyak yang penuh. Hingga akhirnya, ada seorang kawan yang memberikan informasi berupa pamflet promosi homecare yang ada di sosial media. 

Layanan homecare yang ditawarkan memang tidak komplit seperti pemberian suplai vitamin hingga pendampingan Covid-19. Namun kondisi genting kala itu membuatnya memakai layanan tersebut. 

"Karena kepepet, ya udah modal percaya aja kan akhirnya aku booking, bayar, dan kebetulan harganya murah yang datang ke rumah tanpa biaya," katanya. 

Untuk mengakses tes swab antigen tersebut, tiap orang dibanderol dengan harga Rp180.000. Ini lebih murah dibandingkan harga normalnya Rp250.000. 

"Waktu itu bookingnya pakai WA, terus dia ngasih nomor rekening dan ditransfer kalau timnya sudah datang. Pakai APD (Alat Pelindung Diri) gitu juga," kata perempuan yang tinggal di Bandung, Jawa Barat ini.  

Hasil swab antigen ayahnya ternyata positif, sementara adik dan ibunya negatif. Dia pun melakukan isolasi mandiri untuk ayahnya yang saat ini sudah di fase penyembuhan. 

Adu pikat homecare Covid-19 

Fikri dan Monica adalah sebagian kecil kalangan masyarakat yang memanfaatkan fasilitas berbayar melalui homecare Covid-19. Ada yang mengambil paket komplit pendampingan isolasi mandiri hingga sebatas tes usap semata. 

Alinea.id pada Kamis (8/7), menelusuri berbagai homecare Covid-19 yang menjajakan pelayanannya di tengah masyarakat. Misalnya saja, Brawijaya Klinik Kemang yang menyediakan paket Isolation Care Package atau isolasi aman di rumah dengan pengawasan

Tak hanya untuk pasien dewasa, Brawijaya Klinik Kemang juga menyediakan paket pendampingan isolasi untuk anak-anak. 

"Konsultasi awal dengan Dr Marshell (dokter keluarga) atau dengan Dr Melsa SpPd (dokter spesialis penyakit dalam) melalui aplikasi zoom," ujar admin Brawijaya Klinik Kemang secara tertulis kepada Alinea.id Kamis (8/7).

Dia melanjutkan, usai konseling online tersebut pasien homecare akan diberikan vitamin yang bisa dikirim menggunakan Go-Send. Jika ada tambahan obat diluar dari paket, barulah ada tambahan biaya untuk pasien. 

"Setelah obat diterima, kami akan berikan nomor telpon bapak/ibu ke dokter umum untuk free chat selama 14 hari kedepan," jelasnya. 

Guna mengakses Isolation Care Package, terdapat beberapa syarat yang harus dilengkapi. Salah satunya, pasien mesti  melampirkan hasil pemeriksaan PCR/antigen dengan hasil positif. Kemudian, pasien Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan. Adapun pasien dengan gejala sedang dan berat tidak bisa mengikuti paket isoman ini.

"Tidak melayani homecare. Untuk Paket Gold, pemeriksaan PCR nya pasien datang ke Brawijaya Klinik Kemang (pemeriksaan drive thru)," ujarnya. 

Sementara itu, ada pula perusahaan rintisan kesehatan, Homecare24.id yang menjadi mitra resmi Kementerian Kesehatan dan BNPB untuk penanganan Covid-19, juga menyediakan banyak layanan. Mulai dari tes antibodi kuantitatif dengan harga promo sampai Rp290.000 (normal Rp345.000), home service test Covid-19 berupa swab antigen promo Rp200.000 (normal Rp250.000), PCR test H+1 promo Rp849.000, PCR test hasil sameday Rp999.000. 

Layanan Corona Care Homecare24 merupakan layanan yang dikhususkan untuk pasien positif atau post positif Covid-19 dengan tanpa gejala, gejala ringan, tanpa penyakit penyerta/comorbid diseases.

"Pasien masih dapat melakukan mobilisasi secara mandiri, ingin menjalankan isolasi mandiri dengan persetujuan dari dokter setelah dilakukan screening/pemeriksaan awal, dan mempunyai tempat yang memadai di rumah untuk isolasi," ujar admin Homecare24 yang dihubungi Alinea.id, Kamis (8/7). 

Salah satu homecare Covid-19 yang bisa berkunjung ke rumah juga adalah PT Dwi Sraya Indonesia atau DSI Homecare Clinic 'Swab & PCR Test Homevisit'. DSI Homecare ini menyediakan berbagai layanan seperti PCR Test (mulai Rp890.000-an), Swab Test (Rp200.000-an), suntik vitamin (mulai Rp250.000-an per orang) hingga fogging desinfektan (mulai Rp150.000-an). 

Dilansir dari sosial media resminya, prosedur dalam mengakses layanan DSI Homecare ini pun serba online. Misalnya, mengisi formulir pendaftaran yang dikonfirmasikan ke admin WA, lalu menerima invoice dan bisa melakukan pembayaran dengan mengirimkan bukti transfer ke admin. Setelah itu mengirim foto KTP untuk pembuatan Surat Hasil Pemeriksaan (SHP). Pelunasan pembayaran dilakukan setelah pemeriksaan selesai dan SHP akan diproses. 

DSI Homecare tak hanya menawarkan aneka kemudahan dan efisiensi, kepercayaan pelanggan juga harus dijaga. Hal itu tampak dari postingan sosial medianya yang banyak menampilkan testimoni influencer dan artis kenamaan dalam kompilasi 'trusted client'. Sebut saja Baim Wong, Happy Salma, Fadil Jaidi, Keanu Agl dan banyak lainnya. 

Peluang dan tantangan    

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi tak menampik atas maraknya homecare Covid-19 saat ini. Terlebih, bagi kalangan masyarakat yang mampu membayar. 

"Untuk masyarakat yang mampu, ini akan membantu untuk melakukan perawatan (Covid-19)," ujar Nadia ketika dihubungi Alinea.id, Kamis (8/7). 

Dia menekankan, homecare untuk perawatan Covid-19 ini perlu dipastikan memang memiliki tenaga medis atau tenaga kesehatan (nakes) terpercaya. "Kalau dari RS atau klinik, pasti ini akan ditangani oleh nakes yang sesuai profesinya. Pastikan," imbuhnya. 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes tersebut menyebut, kondisi ketersediaan ruangan isolasi dan perawatan di RS saat ini memang relatif penuh. 

"Bisa dilihat lengkapnya di situs Kemenkes tentang Bed Occupancy Rate (BOR)," katanya.

Rekap tempat tidur Covid-19 di RS. (Sumber: Pelaporan Covid-19 di RS 10 Juli 2021 pukul 13.00)
Provinsi Jumlah rumah sakit Total tempat tidur RS BOR tempat tidur Covid-19
Banten 119 14.810 91%
DIY 81 7.858 91%
Jawa Barat 387 57.558 88%
DKI Jakarta 192 39.133 86%
Lampung 80 8.869 86%
Kalimantan Timur 57 7.515 84%
Jawa Tengah 322 50.881 83%
Jawa Timur 420 54.612 83%
Papua Barat 21 2.139 79%
Sumatera Selatan 86 10.136 77%

Sehingga, penyediaan homecare Covid-19 memang selain membantu juga bisa menjadi peluang tersendiri. 

Pakar Marketing dan Konsumen, Yuswohady mengatakan kondisi pandemi dan situasi pelayanan kesehatan yang saat ini mendesak, memang turut membuat bisnis homecare Covid-19 ini semakin menggeliat. 

"Orang kalau soal nyawa kan takut, enggak mau ambil risiko. Makanya, dia akan semakin berkurang mengunjungi dokter dan RS," katanya kepada Alinea.id, Selasa (6/7). 

Faktor keamanan dan keselamatan, kata ahli pemasaran di Inventure Consulting ini, menjadi pendongkrak bisnis homecare ini. Bisnis yang relatif masih baru ini juga akan banyak diminati. 

Fenomenanya pun masih bisa cukup lama seiring dengan kebutuhan fasilitas kesehatan yang masih tinggi. Prediksinya bisa sampai 2-3 tahun mendatang. 

"Setelah keamanan dan keselamatan, strategi homecare ini nanti akan lebih mapan ke sisi pelayanan (user experience)," kata dia. 

Menyoal tantangan bisnis homecare ini, Ekonom INDEF, Nailul Huda mengatakan, kemudahan dan efisiensi dari layanan homecare akan menjadi nilai lebih. Misalnya saja, layanan ke konsumen yang mudah dijangkau hingga pengaduan pelanggan yang responsif. 

Di sisi lain, menurutnya inovasi dari homecare yang mampu membaca kebutuhan pasar juga menjadi kunci. Sehingga, bisa lebih adaptif dengan kebutuhan kesehatan masyarakat luas. 

"Seperti layanan homecare untuk anak (Covid-19 sampai vaksin), hingga perawatan berbagai penyakit komorbid seperti stroke, dan lain-lain," pungkasnya. 

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

    

Berita Lainnya
×
tekid