sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pabrik rokok borong pita cukai

Hal itu untuk memperoleh selisih harga kenaikan cukai tembakau yang mulai berlaku pada Februari 2021.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Selasa, 23 Feb 2021 16:48 WIB
Pabrik rokok borong pita cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, realisasi bea dan cukai pada Januari 2021 mengalami lonjakan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Realisasinya mencapai Rp12,5 triliun atau meningkat 175% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,5 triliun. Peningkatan itu disebabkan oleh penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) yang tinggi.

Adapun, CHT berkontribusi sebesar Rp8,83 triliun dari total penerimaan bea dan cukai. Penerimaan CHT Januari tahun ini, jauh lebih besar dibandingkan dengan penerimaan pada Januari 2020 yang sebesar Rp1,22 triliun.

"Penerimaan dari sisi kepabeanan dan cukai, terutama dikontribusikan oleh penerimaan CHT yang melonjak lebih dari enam kali lipat," katanya dalam video conference APBN Kita 2021, Selasa (23/2).

Kenaikan CHT yang signifikan pada Januari disebabkan oleh aksi borong pita cukai rokok yang dilakukan oleh pabrik rokok, untuk memperoleh selisih harga dari kenaikan cukai tembakau yang mulai berlaku pada Februari 2021.

"Ini disebabkan karena kenaikan CHT mulai efektif Februari, sehingga banyak pabrik rokok yang memesan cukai pada Januari ini, untuk bisa mendapatkan sedikit keuntungan sebelum cukainya naik," ucapnya.

Sementara itu, komponen lain dari penerimaan cukai tumbuh tidak sebanyak CHT. Untuk cukai ethil alkohol, misalnya realisasinya hanya sebesar Rp10 miliar atau sama dengan pertumbuhan pada Januari 2020.

Selain itu, cukai untuk minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA) realisasinya sebesar Rp250 miliar, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp290 miliar. Sementara cukai produk lainnya belum ada penerimaan.

Sponsored

Jika dilihat dari sisi bea masuk, realisasinya pada Januari sebesar Rp2,3 triliun atau lebih rendah dari realisasi Januari 2020 sebesar Rp2,91 triliun. Adapun, bea keluar, realisasinya mencapai Rp110 miliar atau sama dengan realisasi pada Januari 2020.

"Dari sisi bea keluar yang naik sembilan kali lipat lebih. Ini bea keluar identik dengan kenaikan beberapa ekspor barang mineral kita," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid