sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat: Pelaku pasar wait and see terlalu lama di 2019

Wait and see terlalu lama karena masa kampanye Pemilu 2019 lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 17 Jan 2019 16:01 WIB
Pengamat: Pelaku pasar wait and see terlalu lama di 2019

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyebut pelaku pasar mengambil posisi wait and see lebih lama pada tahun politik ini. Perilaku pasar tersebut disebabkan oleh masa kampanye yang lebih lama pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 ketimbang tahun sebelumnya. 

"Pertama kali kampanye terlama di sejarah pemilu kita yaitu enam bulan. Jadi wait and see ini selama enam bulan," ujar di Jakarta, Kamis (17/1).

Tahun ini, masa Kampanye Pemilu dimulai pada 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, masa kampanye tidak selama itu lantaran terbagi dua pemilu yaitu Pemilihan Legislator dan Pemilihan Presiden.

Sementara, melihat dampak Pemilu 2019 kepada pasar modal, Yunarto melihat pengaruh perhelatan lima tahunan itu masih positif. "Buktinya, Indeks Harga Saham Gabungan masih terus menanjak dan telah menembus level 6.400. Nggak ada hal ekstrem yang berbeda, malah tren market cukup positif," ungkapnya.

Di sisi lain, Yunarto  menilai pertarungan wacana politik di Pemilu 2019 ini akan lebih berkualitas terutama di isu ekonomi.

Dalam kesempatan terpisah, Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menyebut respons pasar nantinya akan ditentukan oleh visi dan misi para kandidat pada Pemilu 2019 tentang perekonomian. Sebab, dua hal tersebut yang akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung kepada perkembangan pasar.

"Sebenarnya kalau market lihat lebih kepada gimana visi dan misi ekonomi, berhubungan dengan pasar kapital, itu yang akan dilihat. Kita akan lihat itu aja. Apakah akan sama, berbeda, gimana jalannya, apa yang akan membebani," ungkapnya. 

Michael menyebut, untuk masa kampanye hingga terpilihnya Presiden nanti, pelaku pasar lebih bersikap wait and see. "Setelah terpilih, tidak lagi," pungkasnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid