sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perangkap inovasi siswa SMK atasi hama bawang merah

Temuan tersebut ramah lingkungan, sehingga meningkatkan kualitas produk.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 21 Agst 2020 15:04 WIB
Perangkap inovasi siswa SMK atasi hama bawang merah

Seorang anak petani di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menciptakan perangkap serangga berbasis cahaya (light trap insect). Padahal, masuk mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Pengasih.

Penemu inovasi ini, Ihsan Muchlis Amirudin, menyatakan, ide pembuatan berawal dari keprihatian terhadap orang tuanya yang kesulitan mengendalikan hama ulat bawang merah. Lalu mencari informasi dan berhasil membuat perangkap yang dinamainya light trap insect.

"Dalam hamparan satu hektare bawang merah, menggunakan 20 unit light trap. Alat tersebut dapat memerangkap ngengat ulat bawang sebanyak 50 ekor per malam dan bahkan bisa lebih banyak jika populasi tinggi," ucapnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (21/8).

"Hama yang banyak terperangkap di antaranya ngengat ulat bawang, ngengat ulat grayak, kepinding tanah, dan masih banyak hama lainnya," imbuh siswa Kelas XI ini. 

Komponen utama perangkap terdiri dari lampu light emitting diode ultraviolet (LED UV), paralon penyangga, dan nampan. Kemudian, saklar otomatis agar beroperasi dengan sendirinya saat malam dan berhenti kala siang hari.

Saat siang hari, panel akan mengisi daya baterai dengan bantuan tenaga surya. Nampan di bawah lampu cukup di isi air dicampur detergen.

Penemuan Ihsan diakui petugas perlindungan Laboratorium Bantul, Rais Sulityo. Dirinya mengungkapkan, serangga pada tanaman bawang merah berkurang signifikan saat diaplikasikan.

"Ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan pestisida kimiawi yang selama ini rutin digunakan petani," katanya.

Sponsored

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, mengapresiasi inovasi tersebut. Selain ramah lingkungan, pengendalian hama juga menjadi kunci keberhasilan budi daya bawang merah.

"Light trap insect ini ramah lingkungan, sehingga produk bawang merah yang dihasilkan akan lebih sehat dan aman konsumsi. Dengan memasang alat ini, petani bisa menekan biaya produksi menjadi lebih rendah karena tidak harus membeli pestisida yang mahal harganya. Teknologi anak muda ini bisa diaplikasikan para petani lainnya," paparnya.

Sedangkan Direktur Perlindungan Ditjen Hortikultura, Sriwijayanti Yusuf, berharap, petani bawang merah menggunakan teknologi tersebut untuk mengontrol populasi hama ulat sekaligus memerangkap ngengat atau imago.

"Dengan demikian, serangan ulat bawang dapat dikendalikan dan tidak sampai mengganggu produksi dan mutu produk bawang merah," tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid