sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perdana melantai di bursa, saham DUCK dan GOOD auto reject

Jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal sepanjang 2018 menjadi 44 emiten.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 10 Okt 2018 13:08 WIB
Perdana melantai di bursa, saham DUCK dan GOOD  auto reject

Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menambah daftar emiten yang  mencatatkan dirinya sebagai perusahaan tercatat di pasar modal. 

Terbaru adalah PT Jaya Bersama Indo Tbk. dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Keduanya resmi tercatat di BEI hari ini. 

Jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal sepanjang 2018 menjadi 44 emiten. Sekaligus menambah jumlah perusahaan tercatat menjadi 607 perusahaan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursaa BEI Laksono Widito Widodo, mengatakan sebagai perusahaan publik, keduanya wajib menjalankan Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaan perusahaan dan transparansi. Selain itu, mereka diminta untuk memanfaatkan posisi mereka sebagai perusahaan tercatat untuk menjalankan aksi korporasi dalam meningkatkan nilai bagi pemegang saham. 

"Sekarang perusahaan tidak akan sendiri karena kami siap membantu perusahaan dalam menjalankan peran barunya sebagai perusahaan tercatat," kata Laksono di Gedung BEI, Rabu (10/10). 

PT Jaya Bersama Indo Tbk. berkode emiten DUCK ini menetapkan harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) ditetapkan pada Rp505 per saham. 

Adapun perusahaan melepas sebanyak-banyaknya 513,330 juta saham atau 40% dari modal disetor dan ditempatkan. Perusahaan meraih dana Rp259,2 miliar dari IPO.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan industri dan jasa, atau reatoran cepat saji ini menunjuk penjamin pelaksana emisi efek, yaitu PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia,PT Danareksa Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Sponsored

Pada pembukaan perdagangan, perusahaan dengan kode saham DUCK ini naik 250 poin atau 49,5% ke level Rp755 dari harga pembukaan Rp505. Saham DUCK otomatis mengalami autoreject.

Perseroan akan mengalokasikan sebesar 80% dana hasil IPO untuk ekspansi bisnis, membuka gerai baru dan merenovasi gerai yang ada. Sedangkan sisanya 20% untuk modal kerja.

Adapun PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. merupakan salah satu perusahaam makanan dan minuman, jumlah saham yang dilepas 762,84 juta saham. 

Sementara saham yang di lepas ke publik sebanyak 32,2 juta lembar saham. Selain itu menerbitkan kepada Pelican Company Ltd. sebanyak 727,84 juta saham dalam rangja pelaksanaan konversi Mandatory Convertible Bond (MCB).

Dengan harga pelaksanaan sebesar Rp1.284, maka perseroan mampu meraih dana Rp979,48 miliar dari IPO. 

Secara bersamaan, Garudafood mengadakan progran alokasi saham karyawan (Employee Stock Allocation atau ESA) sebanyak-banyaknya 2,8 juta saham.

Direktur Utama Garudafood Hardianto Atmadja, mengatakan, IPO ini adalah bagian dari rencana Garudafood untuk memperkuat modal kerja guna menjalankan ekspansi bisnis sebagai usaha strategis bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

"IPO yang terpenting menjadikan tata kelola manajemen Garudafood menjadi lebih baik di masa datang mencapai visi perusahaan makin terkemuka baik di Indonesia maupun di mancanegara, dengan kode saham baru GOOD," ujarnya.

Sama halnya dengan saham DUCK, saham GOOD alami autoreject. Saat perdana perdagangannya naik 640 poin atau 49,81% ke level Rp1925 dari harga pembukaan Rp1.284. 

PT Indo Premier Sekuritas dipercaya menjadi penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO Garudafood. 

"Saham Garudafood diharapkan akan menjadi salah satu saham konsumera pilihan yang menarik untuk berinvestasi," ujar Director Head of Investment Banking PT Indo Premier Sekuritas.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid