sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Persaingan belanja konvensional dengan online kian sengit

Perkembangan teknologi mendorong masyarakat saat ini lebih memilih cara belanja secara online.

Mona Tobing
Mona Tobing Senin, 16 Apr 2018 07:17 WIB
Persaingan belanja konvensional dengan online kian sengit

Persaingan antara cara belanja konvensional dengan online diperkirakan makin sengit pada tahun ini. Perkembangan teknologi mendorong cara belanja online bakal makin menjadi pilihan masyarakat saat ini.   

Konsultan Properti Colliers International memprediksi situasi saat ini, kompetisi antara format ritel konvensional dan shopping online didorong oleh kelas menengah bawah. Hal ini ditandai dengan makin canggihnya teknologi. 

Senior Associate Director Coliiers International Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan kelas menengah bawah akan memilih berbelanja daring memanfaatkan kecanggihan teknologi. Sebab, selain dinilai hemat waktu juga harga yang ditawarkan lebih murah.

Menghadapi situasi tersebut, peritel konvensional tanah air harus mempersiapkan strategi untuk bisa tetap eksis. Misalnya, dengan lebih selektif dan mempertahankan merek yang telah terbukti menghasilkan laba yang baik di masyarakat.

Berdasarkan data APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) orang yang berbelanja pada saat ini rata-rata didominasi oleh generasi milineal dengan rentang usia antara 24-35 tahun. Generasi tersebut telah terekspos dengan digitalisasi sehingga penampilan dan komposisi daftar tenant atau penyewa gerai di dalam suatu mal juga harus mengikuti selera mereka.

Orang yang berbelanja saat ini dinilai memiliki kecenderungan untuk mengunjungi toko yang fokus kepada produk spesifik, namun juga memiliki beragam koleksi yang lengkap dibandingkan pergi ke toko yang menawarkan banyak kategori produk. Berdasarkan data Colliers International, perusahaan yang bergerak di sektor e-commerce bakal menjadi pendorong utama bagi pasar perkantoran di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. 

Di sisi lain, aturan terkait pajak bisnis online atau daring juga harus segera disusun ditengah perkembangannya yang sedang pesat. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Novani Karina Saputri menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan matang-matang pajak bisnis berbasis digital di Indonesia.

"Jangan sampai membuat bisnis malah terbebani dengan adanya peraturan pajak. Plus, ada kebijakan fiskal yang juga mendukung pertumbuhan bisnis berbasis digital ini," tukas Novani seperti dikutip Antara

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid