sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pelita Samudera Shipping bukukan pendapatan Rp1,1 triliun sepanjang 2019

Pendapatan tersebut mengalami kenaikan sebesar 18% dari periode yang sama 2018, sebesar US$63,6 juta.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 20 Feb 2020 15:06 WIB
Pelita Samudera Shipping bukukan pendapatan Rp1,1 triliun sepanjang 2019

PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI) membukukan pendapatan tak diaudit sebesar US$75,3 juta atau setara dengan Rp1,1 triliun. Pendapatan tersebut mengalami kenaikan sebesar 18% dari periode yang sama 2018, sebesar US$63,6 juta. 

Sekretaris Perusahaan Pelita Samudera Shipping Imelda Agustina Kiagoes, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, pertumbuhan pendapatan dua digit ini didukung kenaikan signifikan Pendapatan Sewa Berjangka Non-Audit. Pendapatan tersebut meningkat sebesar 304% menjadi US$9,9 juta dari US$2,4 juta di 2018 dengan pertumbuhan terbesar dari segmen kapal Kargo Curah (MV).

"Adapun serapan belanja modal (capital expenditure/capex) di 2019 sebesar US$50 juta atau 81% dari anggaran capex. Sebagian besar digunakan untuk pembelian empat unit MV, satu unit kapal tunda dan dua unit tongkang ukuran 330 feet (TNB), di samping biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal," kata Imelda, Kamis (20/2).

Pembelian empat unit MV kelas Supramax dan Handysize menambah jumlah unit MV perseroan menjadi enam unit dan TNB menjadi total 39 set untuk mengejar peluang logistik pasar ekspor dan domestik. Adapun total aset mengalami kenaikan sekitar 28% dibandingkan dengan 2018.

Sepanjang 2019, dua unit MV milik emiten berkode PSSI ini, telah mendapatkan kontrak berjangka jangka panjang senilai US$39,4 juta. Sekaligus menjadi salah satu pencapaian kontrak berjangka terbesar dalam lima tahun terakhir untuk pengangkutan bijih nikel dan batu bara. 

Selain itu, satu unit MV terakhir yang dibeli di penghujung 2019 juga telah mendapatkan kontrak berjangka jangka panjang senilai US$6 juta untuk pengangkutan produk besi dan batu bara. 

"Ekspansi armada MV sebagai salah satu target diversifikasi bisnis di luar pengangkutan komoditas batu bara," ujar Imelda.

Divestasi satu unit Floating Loading Facility (FLF) “Ratu Barito” di September 2018 telah menaikkan utilisasi FLF di 2019. Penyewaan berjangka 1 unit FLF di 2019 juga menjadi salah satu kontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan.

Sponsored

Adapun sampai akhir 2019, komposisi kontrak jangka panjang untuk FLF mencapai 91% dan 9% spot basis. Segmen TNB mencapai 74% untuk kontrak jangka panjang dan 26% spot basis. Utilisasi kapal mencapai rata-rata 94% sampai akhir 2019. 

Untuk 2020 ini, perseroan mengalokasikan capex sebesar US$30 juta. Capex tersebut akan digunakan untuk penambahan aset TNB serta perbaikan dan pemeliharaan kapal. 

Lalu, empat unit MV yang dibeli di 2019 akan beroperasi penuh di 2020. Perseroan akan terus mengeksplorasi potensi pasar logistik baru termasuk non-batu bara.

Sedangkan pertumbuhan pendapatan di 2020 ditargetkan meningkat 20%-25% menjadi US$92 juta-US$95 juta dengan strategi optimalisasi aset, diversifikasi bisnis dan ekspansi aset. 

"Seperti 2019, kontrak sewa berjangka sebagai salah satu kunci pertumbuhan pendapatan, di samping pertumbuhan volume pengangkutan," tutur Imelda. 

Adapun pencapaian volume pengangkutan 2019 sebesar 30,2 juta metrik ton dengan target pertumbuhan di 2020 sekitar 10%-15% atau sekitar 32 juta metrik ton-34 juta metrik ton.
 

Berita Lainnya
×
tekid