sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Saran Profesor Riset Balitbangtan soal pengembangan jagung

Selama ini banyak VUH jagung yang dilepas diperuntukkan lahan optimal, sedangkan program pemerintah menyasar lahan baru.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Senin, 31 Jan 2022 22:37 WIB
Saran Profesor Riset Balitbangtan soal pengembangan jagung

Mantan Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Muhammad Azrai, merupakan satu dari tiga Peneliti Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang dikukuhkan sebagai Profesor Riset, Jumat (28/1) lalu.

Pemberian gelar tersebut menjadikan Azrai sebagai Profesor Riset ke-162 di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Profesor Riset ke-633 secara nasional. Bahkan, dia menjadi profesor termuda di Balitbangtan mengingat usianya baru 50 tahun saat dikukuhkan.

Azrai mengangkat judul "Inovasi Varietas Hibrida Nasional Berdaya Saing Mewujudkan Swasembada Jagung Berkelanjutan" dalam orasinya dalam acara pengkuhan.

Dalam paparannya, dirinya menyatakan, selama ini banyak varietas unggul hibrida (VUH) jagung yang dilepas diperuntukkan lahan optimal. Adapun program pemerintah diarahkan pada lahan baru, yang umumnya berupa lahan suboptimal.

Oleh karena itu, menurut periset kelahiran Bone ini, perakitan dan penyediaan VUH jagung spesifik agroekosistem merupakan tantangan utama dalam pengembangan VUH jagung. Pangkalnya, target lingkungan berkaitan langsung dengan ekspresi potensi genetik dari varietas yang dikembangkan.

Mengenai penyediaan benih, tambah Azrai, program desentralisasi produksi benih VUH jagung yang melibatkan mitra lisensi; lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan (litbangjirap); serta pemerintah pusat dan daerah perlu mendapatkan perhatian bersama.

"Ini dikarenakan desentralisasi perbenihan merupakan salah satu solusi bagi penyelesaian masalah pengadaan benih jagung nasional dalam menjamin ketepatan waktu, jumlah, mutu, dan jenis, yang diharapkan berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, baik petani jagung maupun petani penangkar benih," tuturnya dalam keterangan tertulis, Senin (31/1).

Azrai melanjutkan, pengembangan VUH jagung berdaya saing tinggi berbasis inovasi dan teknologi modern yang adaptif pada berbagai agroekosistem serta mampu beradaptasi pada perubahan iklim global merupakan salah satu terobosan dalam mewujudkan program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 dan swasembada berkelanjutan.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid