sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sinergi RI-Jepang soal teknologi CCUS akan membebani masyarakat

Indonesia memutuskan menerapkan teknologi CCUS dalam merealisasikan transisi energi.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Selasa, 11 Jan 2022 17:37 WIB
Sinergi RI-Jepang soal teknologi CCUS akan membebani masyarakat

Teknologi carbon, capture, utilization, and storage (CCUS) terus didorong pengembangannya dalam rangka merealisasikan transisi energi. Melalui teknologi ini, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan tetap bisa operasi karena emisi bisa ditekan melalui penyerapan karbon.

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Surya Dharma, berpandangan, yang menjadi masalah dari pemanfaatan teknologi CCUS adalah dari sisi keekonomian dan juga harga energi. Pangkalnya, jika harga batu bara di pasar terus naik ditambah ongkos teknologi yang mahal bakal membebani masyarakat.

"Jika harga batu baru berdasarkan harga pasar yang semakin melambung ditambah lagi dengan biaya CCUS, tentu saja akan sangat memberatkan bagi masyarakat," ungkapnya kepada Alinea.id, Selasa (11/1).

Menurutnya, harga batu baru akan terus meningkat di masa mendatang. Dengan demikian, pemanfaatan teknologi CCUS secara keekonomian semakin tidak masuk.

Sponsored

RI baru saja menjalin kerja sama transisi energi dengan Jepang. Kemitraan tersebut ditandai dengan penandatanganan (memorandum of cooperation/MoC) tentang "Realization of Energy Transitions" bersama Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Hagiuda Koichi.

Melalui sinergi ini, RI dan Jepang bisa bersama-sama mengembangkan teknologi CCUS. Dengan  memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada di Indonesia.

Surya Dharma menyebut, bagi negara yang mengembangkan teknologi ini, seperti Jepang, tentu saja bisa menjadi peluang usaha. "Karena bisa tetap menggunakan PLTU yang ada dengan menghasilkan energi yang lebih bersih."

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid