sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Singapura umumkan resesi, bagaimana Indonesia?

Untuk meminimalkan kontraksi ekonomi, kuncinya terletak pada kelangsungan dunia usaha dan sektor keuangan.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 15 Jul 2020 20:25 WIB
Singapura umumkan resesi, bagaimana Indonesia?

Singapura secara resmi mengumumkan mengalami resesi. Pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus hingga 41,2% akibat pandemi Covid-19.

Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan resesi ekonomi yang terjadi selama pandemi Covid-19 memang tak terelakkan. Menurutnya, resesi juga bisa terjadi di Indonesia.

"Kalau kita sekarang sibuk ngomongin resesi Singapura, kita sudah di depan mata, kita juga akan mengalami resesi. Resesi sesuatu yang tak terelakkan," ujar Piter dalam webinar CORE, Rabu (15/7).

Piter menjelaskan, ekonomi Indonesia kuartal II-2020 telah mengalami kontraksi yang sangat dalam jika dibandingkan dengan kuartal II-2019. Menurut Piter, kuartal II tahun lalu merupakan puncak pertumbuhan ekonomi akibat adanya hari raya Idulfitri. Sebaliknya, kuartal II-2020 menjadi titik terendah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akibatnya, Indonesia mengalami kontraksi yang sangat dalam karena data perekonomian dibandingkan secara tahunan.

"Kuartal III-2020 kami perkirakan masih tumbuh negatif karena selama masih pandemi ekonomi masih belum akan berjalan normal," tuturnya.

Piter mengatakan untuk meminimalkan kontraksi ekonomi, kuncinya terletak pada kelangsungan dunia usaha dan sektor keuangan. Jika kedua sektor tersebut berjalan, menurutnya, pemulihan ekonomi akan cepat berjalan.

Ekonomi pulih lebih cepat

Sementara itu, Bank DBS Indonesia menyebut Indonesia mampu bertahan di tengah krisis ekonomi akibat Covid-19. Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna mengatakan perekonomian Indonesia bakal pulih lebih cepat ditopang oleh permintaan domestik yang kuat.

Sponsored

"Pemulihan ekonomi memungkinkan karena Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki permintaan domestik yang kuat," kata Paulus.

Secara historis, rata-rata rasio ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia adalah sebesar 20% hingga 25%. Pada situasi normal, Indonesia tertinggal dari negara lain yang memiliki persentase yang lebih besar.

Menurut  DBS Chief Economist Taimur Baig, negara seperti Indonesia justru mendapatkan keuntungan di tengah pandemi. Berbekal permintaan domestik yang kuat, Indonesia tidak perlu terlalu fokus terhadap ekspor.

"Indonesia dapat lebih fokus pada pengeluaran pemerintah yang dapat mendorong perekonomian Indonesia,” ujar Taimur.

Artinya, kondisi saat ini membuat perekonomian beberapa negara yang awalnya tumbuh lebih cepat dari Indonesia kini menjadi lesu ketika permintaan eksternal melemah. Sebaliknya, negara-negara seperti Indonesia yang bergantung pada permintaan domestik berpotensi untuk bertahan lebih baik.

Perekonomian Indonesia pada krisis global yang terjadi akibat Covid-19 ini juga disebut lebih sehat dibandingkan krisis 1998 silam. Hal tersebut tercermin pada beberapa aspek termasuk peningkatan PDB hingga lima kali lipat menjadi US$1,1 triliun dan peningkatan cadangan devisa sekitar tujuh kali lipat menjadi US$129 miliar. 

Selain itu, krisis saat ini juga lebih baik lantaran terdapat kestabilan politik. Pemerintahan Presiden Joko Widodo juga disebut mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus yang ditargetkan untuk mengurangi kemiskinan sehingga bisa mendongkrak ekonomi. 

Tak hanya itu, adanya bekal program jaminan sosial atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) juga akan meminimalisir dampak Covid-19. Apalagi, pemerintah meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar US$27 miliar untuk pembiayaan pelayanan kesehatan.

Selain kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini jauh lebih stabil, Taimur menyebut kebijakan pemerintahan Jokowi turut memberikan dampak signifikan. 

“Berbagai stimulus yang diberlakukan dengan fokus utama pada penyediaan layanan bagi penduduk miskin dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi.”

Kendati demikian, kondisi kesehatan Indonesia diperkirakan bakal lebih lama pulih dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Infrastruktur kesehatan Indonesia disebut mengalami banyak tantangan ketimbang negara lain yang lebih kuat dan solid. Beberapa studi memperkirakan kondisi kesehatan Indonesia dapat pulih pada bulan September hingga Oktober 2020.

Berita Lainnya
×
tekid