sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tembus level psikologis, IHSG siap melaju di atas 6.000

Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis dan bersiap melaju di atas 6.000.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 29 Mei 2018 02:42 WIB
Tembus level psikologis, IHSG siap melaju di atas 6.000

Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis dan bersiap melaju di atas 6.000.

Mengawali pekan terakhir Mei 2018, IHSG ditutup menguat 1,54% sebesar 92,58 poin ke level 6.068,32 setelah beberapa waktu terakhir terus tertekan.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan lantai bursa sedikit mendapatkan tekanan lantaran adanya aksi jual pelaku pasar. Investor melepas portofolio di bursa saham seiring kekhawatiran depresiasi nilai tukar rupiah.

Dia menyebut,kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-days reverse repo rate (BI 7-DRRR) sebesar 25 basis poin direspons oleh investor dengan melepas surat utang, dan berdampak pada pasar saham.

"Imbas kenaikkan suku bunga acuan BI 7-DRRR sebesar 25 bps justru direspons pasar dengan menjual obligasi, membuat imbal hasil obligasi mengalami lonjakan, sehingga memberikan sentimen negatif pada IHSG," kata dia, Senin (28/5).

Meski mengalami tekanan, lantai bursa pada perdagangan Senin (28/5) berhasil bertahan di zona hijau. Penguatan itu membuat koreksi IHSG menipis menjadi 4,52% sejak awal tahun (year-to-date/ytd).

IHSG tercatat menguat tertinggi di antara bursa utama dunia. Bahkan, di Asean, Selain Indonesia, hanya bursa saham Singapura yang berakhir di zona hijau dengan penguatan 0,15%.

Reza menjelaskan, menguatnya laju bursa saham Amerika Serikat memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG. Kembali terapresiasinya rupiah, cukup membantu IHSG untuk kembali ke zona hijau meski juga dibarengi dengan adanya aksi jual asing yang menahan pergerakan IHSG untuk bergerak lebih tinggi lagi.

Sponsored

Kendati demikian, investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp512,72 miliar. Sehingga, catatan net sell menipis menjadi Rp39,64 triliun sejak awal tahun.

Selain itu, pergerakan IHSG mampu melanjutkan penguatan setelah pelaku pasar kembali meningkatkan aksi belinya. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan sejumlah bursa saham global setelah merespon pernyataan Presiden AS Donald Trump yang merasa tidak puas dengan kesepakatan negosiasi perdagangan antara AS dan China. 

"Tertahannya pelemahan rupiah cukup membantu kembalinya aksi beli," ungkap Reza.

Meski pergerakan sejumlah bursa saham Asia melemah, namun laju IHSG mampu kembali melanjutkan kenaikannya. Meningkatnya aksi beli  pelaku pasar, terutama asing, dibarengi dengan terapresiasinya rupiah. 

Penguatan mata uang garuda dan menguatnya pasar obligasi cukup membantu IHSG bertahan di zona hijau. Selain dari berbagai berita positif terkait perkembangan dan aksi korporasi emiten, juga ada imbas dari diangkatnya Perry Warjio sebagai Gubernur Bank Indonesia yang baru.
    
"Pergerakan IHSG di pekan depan diperkirakan akan berada pada level support 5.924-5.948 dan resistance 6.010-6.024 dibandingkan pekan sebelumnya di level support 5.715-5.738 dan resistance 5.810-5.836," tuturnya.

Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil melesat 3,33% ke level tertinggi 5.975,74. Pelaku pasar asing berhasil mencatatkan aksi net buy sekitar Rp1 triliun selama sepekan.

Sementara, nilai tukar rupiah di pasar spot seperti dikutip dari Bloomberg, tercatat menguat hingga di bawah Rp14.000 per dollar AS. Rupiah menguat 0,92% ke level Rp13.995 per dollar AS.

Kurs tengah BI mematok nilai tukar rupiah juga menguat tajam. Pada Senin (28/5), rupiah dipatok pada level Rp14.065 dari akhir pekan lalu Rp14.166 per dollar AS.

Berita Lainnya
×
tekid