sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Transcoal Pacific bagi dividen Rp5 per saham

Dari laba bersih perseroan sebesar Rp270 miliar tersebut, sebanyak Rp2 miliar akan digunakan sebagai dana pencadangan umum.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 09 Jul 2020 15:06 WIB
Transcoal Pacific bagi dividen Rp5 per saham

PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) membagikan dividen sebesar Rp5 per saham dengan total Rp25 miliar. Jumlah dividen tersebut setara dengan 9,8% dari total laba bersih 2019 sebesar Rp270 miliar.

Direktur Transcoal Pacific Amril mengatakan, dari laba bersih perseroan sebesar Rp270 miliar tersebut, sebanyak Rp2 miliar akan digunakan sebagai dana pencadangan umum.

"Kemudian sisanya setelah dipotong dividen dan cadangan sebesar Rp242,5 miliar, akan kami gunakan sebagai laba ditahan," ujar Amril usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Transcoal Pacific dari Jakarta, Kamis (9/7).

Jumlah pembagian dividen ini tercatat lebih kecil dibandingkan dengan tahun buku 2018 yang tercatat sebesar Rp79,68 miliar, atau setara 30% dari laba bersih 2018 sebesar Rp265,6 miliar. Adapun dividen tahun lalu tercatat setara dengan Rp15,5 per saham.

Adapun mengenai dampak Covid-19 ke emiten yang bergerak di jasa penyewaan kapal dan angkutan barang ini, Amril mengatakan pihaknya mengalami penurunan penjualan akibat pagebluk ini. Sehingga, emiten berkode saham TCPI merevisi target perolehan laba bersih mereka tahun ini yang diperkirakan hanya Rp100 miliar.

"Karena kami perusahaan yang capital intensive, maka biaya depresiasi kami tak banyak mengalami perubahan. Sehingga kami memperkirakan laba bersih akan turun lebih drastis dibandingkan penjualannya," ujarnya.

Sementara Direktur Utama TCPI Dirc Richard Talumewo mengatakan, pada 2020 perseroan memperkirakan mengalami penurunan sales 13%. Sehingga, TCPI memperkirakan pendapatan mereka turun menjadi Rp2 triliun.

Richard melanjutkan, Covid-19 cukup berdampak ke kinerja perseroan, karena volume kargo angkutan batu bara yang dikirim perseroan ke PLN mengalami penurunan. Sebab konsumsi listrik selama pandemi menurun karena banyak industri yang tutup.

Sponsored

"Tahun ini kami akan fokus bagaimana mempertahankan yang sudah ada. Walaupun ada penurunan pengangkutan, klien kami tetap mengirim batu bara. Tetapi kami tetap mencari peluang lain seperti ekspor dan angkutan di luar batu bara," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid