Pemerintah Kaltim bangun gedung rawat inap baru di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda
Gedung baru tersebut untuk menghindari banjir yang kerap merendam gedung lama hingga mengganggu pelayanan kesehatan.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) membangun gedung rawat inap baru RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda agar semakin modern. Selain itu, gedung baru tersebut untuk menghindari banjir yang kerap merendam gedung lama hingga mengganggu pelayanan kesehatan.
“Gedung Pandurata (gedung baru) ini untuk menggantikan gedung rawat inap yang usianya sudah 49 tahun, belum pernah dilakukan rehab secara total,” kata Gubernur Katim, Isran Noor dalam keterangannya, dilansir dari kaltimprov.go.id, Minggu (6/3).
Direktur RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda, David Hariadi Masjhoer mengungkapkan, pembangunan gedung baru sebenanrnya sudah direncanakan sejak 3 tahun yang lalu. Namun, Pemerintah Kaltim terkendala penggeseran anggaran untuk penanganan Covid-19.
"Namun terkendala alokasi anggaran terkuras untuk penanggulangan wabah Covid-19," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR Pera) Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, menjelaskan gedung baru Pandurata memiliki 8 lantai dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap.
Fitra menjelaskan, lantai 1 akan dilengkapi Radiologi Hemodialisa dengan 58 tempat tidur (TT) serta ruang kejiwaan 11 TT. Lantai 2 dilengkapi ICU 44 TT, ICCU 18 TT dan ruang luka bakar 8 TT. Sementara lantai 3 dilengkapi PICU 14 TT, NICU 18 TT, serta ruang rawat jantung 14 TT.
Selanjutnya, lantai 4 memiliki ruang Obgyn/Kebidanan 40 TT dan ruang rawat anak 70 TT. Lantai 5 mempunyai ruang rawat bedah 90 TT serta ruang rawat saraf biasa 21 TT.
Lalu untuk lantai 6, ada ruang penyakit dalam 99 TT dan ruang Kemotherapy 47 TT. Sementara lantai 7 ada ruang laboratorium dan Co Assisten, serta lantai 8 untuk ruang kantor.
"Sarana pendukung lainnya, berupa selasar, power house, ground tank, gardu PLN, IPAL, infrastruktur pendukung, solar cell dan building automatic system," bebernya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Musabab di balik meningkatnya angka kejahatan
Rabu, 22 Mar 2023 06:10 WIB
Cerita mereka yang direpresi di BRIN: Dari teguran hingga pemotongan tukin
Selasa, 21 Mar 2023 12:10 WIB