Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyiapkan alat pertanian modern Combine Harvester untuk meningkatkan ketertarikan anak muda dalam bertani. Selain mempercat pengelolaan panen, alat ini mampu membantu anak muda yang minim kemampuan bertani melakukan berbagai kegiatan, mulai dari menyangkul, menanam hingga memanen padi.
“Anak muda biasa malu to jadi petani karena nyangkul pakai pacul. Dengan alat ini, nyangkulnya tidak pakai pacul. Nyangkulnya itu sudah pakai traktor, makanya milenial sudah pasti mau melakukan itu. Nanamnya juga tidak manual, nanamnya sudah pakai mesin transplanter,” kata Gubernur jateng, Ganjar saat meninjau Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Godong, Grobogan, Rabu (15/2).
Ganjar memastikan, dengan alat modern tersebut, petani milenial bisa menciptakan produktivitas yang baik dengan hasil pertanian berkualitas. Hal tersebut akan membuat stok beras Jateng aman dan harga beras di pasaran stabil.
“Yang kerja anak muda dan menggunakan mekanisasi. Hari ini kita sudah melihat Grobogan saja panennya sudah raya, sudah panen raya. Jadi Insyaallah stoknya mulai banyak. Kalau stoknya sudah banyak, distribusi kami percepat, maka stabilisasi harga akan terjadi,” katanya.
Sebagai informasi, jumlah petani milenial di Jateng pada 2019 lalu, sebanyak 975.600 orang atau 33,7 persen dari 2,88 juta petani di Jateng. Sebanyak 57.600 orang di antaranya merupakan lulusan sarjana.