sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Absennya Trump di KTT Bangkok picu kekecewaan Asia

Trump hanya mengutus pejabat paling senior di pemerintahannya untuk hadir di KTT Bangkok, Menteri Perdagangan Wilbur Ross.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 30 Okt 2019 13:09 WIB
Absennya Trump di KTT Bangkok picu kekecewaan Asia

Amerika Serikat telah menurunkan level keikutsertaannya dalam serangkaian KTT Asia Pasifik yang akan berlangsung di Bangkok, Thailand. 

Sementara Donald Trump diperkirakan akan menghadiri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Chile pada pertengahan November, pejabat paling senior di pemerintahannya yang akan berangkat ke Bangkok untuk berpartisipasi dalam KTT Asia Timur (EAS) dan KTT AS-ASEAN adalah Menteri Perdagangan Wilbur Ross. Hal tersebut diumumkan Gedung Putih.

Gedung Putih menyampaikan pula bahwa Trump telah menunjuk penasihat keamanan nasionalnya, Robert O'Brien, sebagai utusan khusus untuk KTT di Bangkok. Selain itu, David Stilwell, asisten sekretaris Kementerian Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik dilaporkan juga akan berada di Bangkok.

Kabar tersebut dinilai akan mengecewakan para mitra Asia yang khawatir dengan pengaruh China yang semakin luas.

Dalam laporan strategi tahun ini, Pentagon telah mendeklarasikan Indo-Pasifik sebagai satu-satunya wilayah yang paling penting bagi AS. Namun, pemerintahan Trump disebut terus mengurangi derajat kehadiran AS di EAS dan KTT ASEAN.

Sementara Trump menghadiri KTT AS-ASEAN di Manila pada 2017, Presiden ke-45 AS itu belum pernah menghadiri EAS secara penuh. Wakilnya, Mike Pence, mewakili AS dalam pertemuan-pertemuan itu di Singapura pada tahun lalu.

Kontras dengan Trump, pendahulunya, Barack Obama, senantiasa mengikuti KTT AS-ASEAN dan EAS sejak 2011, kecuali pada 2013, ketika dia membatalkan kehadirannya menyusul penutupan pemerintah atau government shutdown di dalam negeri.

Para diplomat dan analis mengatakan ketidakhadiran Trump di Bangkok akan menimbulkan pertanyaan tentang komitmen AS untuk kawasan ini, terutama setelah AS menarik diri dari Trans Pacific Partnership pada 2017, tidak lama setelah Trump menjabat.

Sponsored

Matthew Goodman, penasihat senior bidang ekonomi Asia di think tank Center for Strategic and International Studies Washington, menyebut persoalan kehadiran AS di Bangkok adalah persoalan yang nyata.

"Seperti yang dikatakan Woody Allen, 80 atau 85% kehidupan adalah menampilkan diri. Dan di Indo-Pasifik, itu nyata sekali," kata Goodman. "Jika Anda muncul, Anda dipuji, apa pun yang Anda katakan atau lakukan. Jika Anda tidak muncul, itu masalah yang nyata."

Amy Searight, seorang pejabat senior pertahanan di bawah Obama yang sekarang menjadi penasihat senior di CSIS, mengatakan EAS telah menjadi forum dialog strategis utama untuk Asia Pasifik, yang juga melibatkan para pemimpin dari China, India, Jepang, Korea Selatan dan ke-10 negara ASEAN.

"Ini akan menjadi berita utama di kawasan ... bahwa tidak ada pemimpin AS yang datang ke pertemuan puncak yang dihadiri 17 pemimpin lainnya dari Indo-Pasifik," ujar Searight. "Saya pikir itu benar-benar menimbulkan pertanyaan ... seberapa serius pemerintahan ini dalam strategi Free and Open Indo-Pacific. Dan itu juga mempertanyakan keandalan AS sebagai mitra strategis untuk wilayah ini."

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid