sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Azan salat Jumat akan berkumandang di seantero Selandia Baru

Adalah PM Jacinda Ardern yang mengumumkan bahwa azan salat Jumat akan disiarkan secara nasional di Selandia Baru.

Khairisa Ferida Valerie Dante
Khairisa Ferida | Valerie Dante Rabu, 20 Mar 2019 18:23 WIB
Azan salat Jumat akan berkumandang di seantero Selandia Baru

Jumat, 15 Maret 2019, menjadi hari terkelam bagi Selandia Baru. Setidaknya, itulah ungkapan Perdana Menteri Jacinda Ardern untuk menggambarkan duka mendalam atas tewasnya 50 orang dalam serangan teror di dua masjid di Kota Christchurch.

Salah satu korban tewas adalah seorang WNI bernama Lilik Abdul Hamid.

Terbaru, PM Ardern telah mengumumkan bahwa akan ada hening cipta selama dua menit pada Jumat (22/3) untuk menandai satu pekan aksi teror tersebut.

"Saya tahu ada banyak keinginan untuk menunjukkan dukungan kepada komunitas muslim ketika mereka kembali ke masjid, terutama pada hari Jumat ... Untuk merespons itu, akan ada hening cipta selama dua menit pada hari Jumat. Kami juga akan menyiarkan azan secara nasional melalui TVNZ dan RadioNZ," ungkap PM Ardern saat berada di Kota Christchurch pada Rabu (20/3).

Pemimpin berusia 38 tahun itu tidak lupa mengucap terima kasih kepada responden pertama pascaserangan teror.

"Kepada semua orang yang merupakan bagian dari respons pertama, atas nama rakyat Selandia Baru, terima kasih," kata ibu satu anak itu.

Sebelumnya di hadapan parlemen, PM Ardern telah bersumpah tidak akan menyebut nama pelaku teror.

"Dia mengejar banyak hal lewat tindakan terornya, termasuk popularitas. Itulah kenapa kalian tidak akan pernah mendengar saya menyebut namanya. Dia seorang teroris. Dia seorang kriminal. Dia seorang ekstremis. Tapi ketika saya bicara, dia tidak akan memiliki nama," kata Ardern. 

Sponsored

"Kepada yang lain, saya mohon sebutlah nama-nama mereka yang menjadi korban. Pelaku mungkin mencari ketenaran, tetapi kita di Selandia baru tidak akan memberinya apapun, bahkan namanya."

Lewat responsnya atas tragedi teror Christchurch, PM Ardern menuai banyak pujian, simpati, serta dukungan. 

Pemilik akun Twitter @MathyosAdvisory menyebutnya sebagai pemimpin dunia bebas.

Pengguna Twitter @Usman_hoon mentwit, "Jika setiap negara punya pemimpin seperti ini, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik."

"PM #JacindaArdern adalah pemimpin yang sesungguhnya. Sangat menghormatinya. Kita butuh lebih banyak politikus seperti dia," kicau pemilik akun @mattblackhall.

Selandia Baru berangsur pulih

Serangan teror yang dilakukan oleh seorang pemuda asal Australia, Brenton Tarrant, itu tercatat sebagai yang paling mematikan dalam sejarah modern Negeri Kiwi. Namun, Selandia Baru menolak takluk.

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengatakan bahwa kesedihan dan kemarahan seluruh warga mereka tumpahkan bukan dalam bentuk ajakan kebencian, melainkan seruan untuk saling menyayangi.

"Hari Minggu lalu hampir 12.000 warga Wellington dari berbagai agama dan ras memenuhi sebuah lapangan untuk bersama-sama berdoa untuk kedamaian mereka yang telah menjadi korban, dan ketabahan mereka yang ditinggalkan. Jumat besok, warga Wellington akan kembali berkumpul untuk memperingati seminggu aksi teror tersebut di mana yang perempuan diharapkan untuk mengenakan tutup kepala seperti hijab sebagai bentuk penghormatan kepada umat Islam," demikian pernyataan tertulis Tantowi yang diunggah oleh musikus Addie MS.

"PM Jacinda Ardern yang merupakan pemimpin dunia termuda (38 tahun), yang dianggap tidak berpengalaman telah menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin yang berani dan berempati. Dalam waktu yang cepat dia mengumumkan ke dunia penembakan di Christchurch sebagai aksi terorisme. Hal yang tidak dilakukan oleh pemimpin dunia mana pun ketika di negerinya terjadi aksi brutal yang memakan korban umat Islam," kata Tantowi.

Lebih lanjut Tantowi mengisahkan bahwa ketika Donald Trump menelepon PM Ardern dan bertanya apa yang bisa Amerika Serikat lakukan, PM Ardern menjawab, "Ramahlah kepada umat Islam."

"Tidak berapa lama, Trump mentwit, 'I love New Zealand.'," tulis Tantowi.

Dalam pernyataannya, Tantowi juga menyebutkan bahwa pascaserangan suasana di Selandia Baru berangsur normal meski tetap ada rasa khawatir dan sedih.

"Tidak ada hoaks, tidak ada orang serta kelompok yang mempolitisasi keadaan untuk kepentingan tertentu. Tidak ada pula yang maki-maki dan demo untuk melampiaskan kemarahan. Semuanya mendengarkan dan nurut ke pemerintah karena mereka tahu pemerintah akan membuat perhitungan ke teroris dengan caranya sendiri," sebut Tantowi.

Ketika dikonfirmasi, Tantowi membenarkan pernyataannya yang viral tersebut. Selain itu, Tantowi menginformasikan bahwa WNI atas nama Lilik Abdul Hamid telah dimakamkan di pemakaman muslim di Christchurch.

Sementara, WNI lainnya yakni seorang ayah bernama Zulfirman Syah dan putranya yang menderita luka masih berada di rumah sakit.

"Kondisi keduanya semakin membaik tapi kini masih dirawat di rumah sakit," kata Dubes Tantowi kepada Alinea.id pada Rabu.

KBRI Wellington pada Sabtu (16/3) menyatakan bahwa Zulfirman dirawat di Christchurch Public Hospital dan telah menjalani sejumlah operasi. Kondisi putranya sudah stabil. (TVNZ dan The Guardian)

Berita Lainnya
×
tekid