sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Belanda akhirnya meminta maaf atas sejarah perdagangan budak

Permintaan maaf ini terjadi karena Belanda secara historis cukup melakukan banyak kejahatan perdagangan budak.

Aditya Putera Pratama
Aditya Putera Pratama Selasa, 20 Des 2022 11:42 WIB
 Belanda akhirnya meminta maaf atas sejarah perdagangan budak

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf atas sejarah perdagangan budak negaranya pada dahulu kala. Permintaan maaf ini terjadi karena Belanda secara historis cukup melakukan banyak kejahatan perdagangan budak

Mark Rutte mengungkapkan permintaan maaf kepada negara-negara yang dulunya dijadikan objek perdagangan budak oleh negaranya. Permintaan maaf ini sendiri bersifat resmi dan diajukan oleh Belanda kepada negara-negara tersebut. Seperti diketahui sebelumnya Belanda memang mempunya jejak histioris yang cukup kuat terkait perbudakan manusia selama beratus-ratus tahun.

Dalam pidatonya di Den Haag, Mark Rutte mengakui masa lalu “tidak bisa dihapus dan hanya dihadapi”. Namun selama berabad-abad, negara Belanda telah “memungkinkan, mendorong, dan mengambil keuntungan dari perbudakan”.

Ia juga menambahkan, tidak ada yang hidup hari ini dengan menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan. Tetapi negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan luar biasa dari mereka yang diperbudak, dan keturunan mereka.

"Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas tindakan negara Belanda di masa lalu,” kata dia, Senin (19/12/2022) waktu setempat.

Banyak pihak dan pegiat juga mengapresiasi langkah Perdana Menteri Belanda kali ini karena dinilai tepat. Namun beberapa pegiat menginginkan permintaan maaf ini bukan dari Perdana Menterinya saja. Raja Belanda Williem-Alexander diminta juga melakukan hal yang sama karena pihak kerajaan dari dulu mempunyai peran sangat besar terkait kolonialisasi dan perbudakan manusia.

Para pegiat juga meminta sang raja melakukan permintaan maafnya dilakukan di Suriname pada 1 Juli tahun depan untuk memperingati 150 tahun negara tersebut lepas dari perbudakan manusia.

Menurut sejarawan, juga pada puncak kejayaan negara ini pada abad 16-17 para pedagang Belanda mengirim sebanyak 600.000 orang Afrika yang diperbudak ke negara-negara koloni di Amerika Selatan dan Karibia seperti Suriname, Curacao dan masih banyak negara yang lainnya. Belanda juga melakukan perampokan besar yang terjadi pada 1634, di mana menculik 1.000 orang di Ghana yang diperkerjakan di perkebunan milik perusahaan dari Hindia Belanda.

Sponsored

Para sejarawan juga mengungkapkan bahwa pada masa keemasan negara ini di 1770-an sektor perbudakan menyumbang 10% pendapatan domestik bruto negara tersebut. Kota-kota di Belanda juga telah meminta maaf atas kejadian ini seperti Amsterdam, Utrecht dan Den Haag. Permintaan maaf ini sendiri sebelumnya mengikuti hal yang sama yang dilakukan oleh beberapa negara seperti Denmark kepada Ghana dan Belgia kepada Kongo.

Sumber : The Guardian

Berita Lainnya
×
tekid