sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demam babi Afrika menghantui Jerman

Jerman merupakan produsen daging babi terbesar di Eropa.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 03 Feb 2020 11:58 WIB
Demam babi Afrika menghantui Jerman

Negara Bagian Brandenburg, Jerman, telah membangun pagar listrik sekitar 120 km demi mencegah babi hutan yang terinfeksi demam babi Afrika (ASF) melintasi perbatasan dari Polandia.

Namun, Hans-Christian Daniels tidak berpikir bahwa pagar itu akan berhasil.

"Tampaknya kedatangan demam babi Afrika tidak terhindarkan," kata Daniels, yang peternakannya di dekat Tauche, dekat perbatasan Polandia. "Itu bisa menyebabkan penurunan harga yang dramatis."

Daniels memiliki 11.000 ekor babi.

ASF, yang telah menyebabkan kematian seperempat babi dunia di China dan mengguncang industri daging global, sangat dekat dengan Jerman yang merupakan produsen daging babi terbesar di Eropa.

Bulan lalu, kasus ASF ditemukan pada babi hutan di Polandia, hanya 12 km dari perbatasan Jerman.

Sebuah kasus yang dikonfirmasi di Jerman dapat mendorong larangan impor, mengakhiri masa panen peternak babi lokal. Ekspor daging babi Jerman ke China, konsumen daging babi terbesar di dunia, melonjak menyusul wabah ASF di Asia.

Ekspor daging babi Jerman ke China naik 43% secara tahunan atau YoY pada tujuh bulan pertama 2019.

Sponsored

Efek sekunder juga dapat dirasakan Belanda dan Denmark, pemasok utama anak babi bagi Jerman.

Para petani seperti Daniels dilaporkan telah mengambil sejumlah langkah untuk menangkal ASF, tetapi faktor risiko terbesar adalah babi hutan yang berkeliaran di ladang dan hutan di sepanjang perbatasan Jerman-Polandia. 

Babi hutan telah menularkan virus di 10 negara di Eropa timur, dengan Polandia mencatat 55 kasus ASF pada Desember.

"Kami tidak tahu persis berapa banyak babi hutan yang ada di Brandenburg, tetapi jumlahnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir," ujar Anja Semmele dari asosiasi perburuan Brandenburg. "Wilayah kami adalah surga bagi babi hutan, dengan kombinasi hutan dan pertanian."

"Mereka berlari sangat cepat dan pemburu membutuhkan tingkat keahlian menembak yang baik."

ASF adalah virus yang sangat menular, yang nyaris membunuh seluruh babi yang terinfeksi. Virus ini tidak membahayakan manusia.

"Negara-negara Asia, termasuk China, secara teratur memberlakukan larangan impor pada babi dari daerah di mana ASF telah ditemukan dan peternak babi Jerman dapat menghadapi kerugian besar baik dari penurunan ekspor dan biaya yang timbul dari metode untuk memerangi penyakit ini jika ditemukan di Jerman," ungkap Sekjen asosiasi petani DBV Bernhard Kruesken.

Kruesken menambahkan, "Sulit untuk memperkirakan seberapa tinggi kerusakan yang akan terjadi pada peternak babi Jerman. Tapi kami memperkirakan setidaknya ratusan juta euro."

Untuk membantu mengatasi ancaman ASF, Kementerian Pertanian Jerman dan Polandia tengah mempertimbangkan untuk membuat koridor berpagar di kedua sisi perbatasan mereka dan mengurangi babi hutan dalam jumlah drastis dengan melonggarkan aturan tentang perburuan mereka.

Pagar di Brandenburg dibangun pada Desember dan dirancang untuk sementara. Pagar lain tengah dibangun di Negara Bagian Saxony.

"Kami tidak menemukan sejumlah tanda bahwa pagar telah ditembus oleh babi hutan ... Ada harapan bahwa pagar itu efektif, tetapi hewan ini sangat kuat," ujar Gabriel Hesse dari Kementerian Perlindungan Konsumen dan Kesehatan Brandenburg 

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid