sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Eks pengawal sebut Najib Razak perintahkan pembunuhan Altantuya

Model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, tewas dibunuh pada Oktober 2016.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 17 Des 2019 19:12 WIB
Eks pengawal sebut Najib Razak perintahkan pembunuhan Altantuya

Seorang mantan perwira polisi yang divonis mati karena membunuh seorang model asal Mongolia pada 2006 menuduh mantan Perdana Menteri Najib Razak memerintahkannya untuk membunuh perempuan itu. Demikian menurut laporan media lokal dan pengacara eks polisi itu.

Azilah Hadri dan seorang perwira polisi lainnya, yang bertugas sebagai pengawal Najib pada saat pembunuhan terjadi, divonis mati pada 2015 karena membunuh Altantuya Shaariibuu.

Najib, yang kalah dalam pemilu tahun lalu dan juga tengah menghadapi dakwaan korupsi dalam skala besar, telah membantah mengenal Altantuya. 

Namun, dalam permohonan Peninjauan Kembali (PK) kasusnya ke pengadilan, Azilah mengatakan bahwa Najib adalah orang yang memerintahkannya untuk menangkap dan menghancurkan Altantuya. 

Pada Senin (16/12) portal berita Malaysiakini melaporkan, Najib menggambarkan Altantuya sebagai mata-mata asing.

"Saya bertanya (kepada Najib) apa yang dimaksudnya dengan tangkap dan hancurkan mata-mata asing, dia menjawab, 'Tembak mati', dan mengisyaratkan dengan gestur 'gorok leher'," kata Azilah seperti dilansir Malaysiakini.

Pengacara Azilah, J. Kuldeep Kumar, pada Selasa (17/12) mengonfirmasi laporan tersebut. Tetapi, dia menolak berkomentar lebih lanjut.

Pengadilan Federal Malaysia akan menyidangkan permohonan PK Azilah pada 20 April.

Sponsored

Najib selama ini menuduh pemerintah Malaysia menggunakan Azilah untuk melancarkan serangan politik terhadapnya.

"Saya telah diberitahu bahwa kisah baru ini akan memberi jalan bagi pemerintah untuk menangkap dan memenjarakan saya tanpa jaminan, karena tidak ada jaminan yang diizinkan untuk kasus pembunuhan," tulis Najib di halaman Facebook-nya.

Altantuya ditembak mati dan tubuhnya diledakkan oleh bahan peledak kelas militer di sebuah hutan dekat Kuala Lumpur.

Tuduhan yang paling mengemuka menyebut, pembunuhan Altantuya terkait dengan perannya sebagai penerjemah bagi Abdul Razak Baginda, mantan rekan Najib, dalam pembelian dua kapal selam dari raksasa pembuat kapal Prancis DCNS pada 2002.

Abdul Razak, yang disebut memiliki hubungan gelap dengan Altantuya, dibebaskan dari tuduhan bersekongkol atas pembunuhan pada 2008.

Sangeet Kaur Deo, pengacara untuk keluarga Altantuya, menyerukan penyelidikan baru atas kematian sang model sehubungan dengan tuduhan terbaru Azilah.

"Yang menjadi pertanyaan selalu adalah siapa yang mendalanginya. Itu adalah pertanyaan yang semoga akan segera terjawab dengan penyelidikan yang tepat," ujar Sangeet.

Azilah bersama rekannya, Sirul Azhar Uma, melarikan diri ke Australia sesaat sebelum mereka dijatuhi hukuman. Tahun lalu Sirul mengatakan bahwa dirinya akan bekerja sama dengan setiap penyelidikan baru yang dilakukan terkait pembunuhan Altantuya, dengan syarat dia mendapat pengampunan penuh.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid