Israel pada Kamis mengatakan pihaknya membuka kembali persimpangan utama dengan Gaza bagi para pekerja Palestina setelah menutupnya selama protes yang diwarnai kekerasan yang menyebabkan tentara melancarkan serangan yang menargetkan pos-pos militer Hamas.
Pihak berwenang Israel awalnya menutup penyeberangan Erez, satu-satunya pintu gerbang bagi pejalan kaki Palestina dari Jalur Gaza, untuk libur tahun baru Yahudi pada 15 September.
Namun mereka memperpanjang penutupan dengan alasan keamanan menyusul demonstrasi harian di sepanjang perbatasan yang menyebabkan beberapa pengunjuk rasa tewas dan terluka dalam bentrokan dengan tentara Israel.
Sementara pasien yang mencari perawatan medis dan orang asing diizinkan menggunakan penyeberangan tersebut, ribuan pekerja Palestina dari wilayah pesisir telah dilarang memasuki Israel.
Pada Rabu malam COGAT, badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina, mengatakan penyeberangan akan dibuka kembali untuk pekerja mulai Kamis pagi.
Kementerian Urusan Sipil Palestina mengonfirmasi bahwa penyeberangan telah dibuka kembali.
Seorang koresponden AFP melihat ribuan warga Palestina menunggu di terminal untuk memasuki Israel.
Israel telah mengeluarkan izin kerja kepada sekitar 18.500 warga Gaza, kata COGAT pekan lalu.
Jalur Gaza, rumah bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina, telah diguncang oleh protes yang disertai kekerasan dalam dua minggu terakhir.
Para pengunjuk rasa sering kali terpaksa membakar ban, melemparkan batu dan bom bensin ke arah pasukan Israel, yang membalasnya dengan gas air mata dan peluru tajam.
Tentara Israel juga melakukan serangan pesawat tak berawak yang menargetkan situs militer kelompok Islam Hamas, yang menguasai daerah kantong tersebut.
Sejak 13 September, tujuh warga Palestina telah tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam kekerasan di Gaza, menurut angka dari kementerian kesehatan yang dikuasai Hamas.
Israel telah memberlakukan blokade udara, darat dan laut di Gaza sejak Hamas merebut wilayah Palestina pada tahun 2007.
Konflik bersenjata secara sporadis meletus antara Israel dan militan di Jalur Gaza.
Pada bulan Mei, serangan udara Israel dan tembakan roket Gaza mengakibatkan kematian 34 warga Palestina dan satu warga Israel.