sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Israel semakin brutal, operasional WHO terancam

Militer Israel mengatakan jet tempur dan helikopternya menyerang sasaran di Gaza termasuk “lubang terowongan.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Selasa, 05 Des 2023 17:09 WIB
Israel semakin brutal, operasional WHO terancam

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin (4/12) bahwa pihaknya terpaksa memindahkan pasokan dari gudang medis WHO di Gaza selatan dalam waktu 24 jam. Langkah itu dilakukan setelah militer Israel memberikan peringatan bahwa operasi darat di sana akan membuat gudang tersebut tidak dapat diakses.

Ancaman Israel terhadap WHO itu sekaligus seperti aturan implisit bahwa warga Palestina dilarang sakit setelah kena bom setiap hari.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah postingan di platform media sosial X, meminta Israel untuk mencabut perintah tersebut “dan mengambil segala tindakan yang memungkinkan untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas kemanusiaan.”

COGAT Israel, yang merupakan cabang dari kementerian pertahanan Israel, dalam sebuah pernyataan membantah bahwa pihaknya telah meminta WHO untuk mengevakuasi gudang dan mengatakan bahwa pihaknya telah menjelaskan hal tersebut kepada perwakilan PBB. Pernyataan itu tanpa penjelasan lebih lanjut.

Shannon Barkley dari tim WHO di wilayah pendudukan Palestina mengatakan pada konferensi pers bahwa personel WHO di Gaza mampu “menyelesaikan sebagian evakuasi gudang ke fasilitas baru.”

Ahmed Al-Mandhari, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur, mengatakan pada pengarahan tersebut bahwa peningkatan operasi darat militer oleh Israel di Gaza selatan, khususnya di Khan Younis, kemungkinan akan memutus ribuan orang dari akses terhadap layanan kesehatan.

Para pejabat WHO mengatakan bahwa dengan banyaknya warga Gaza yang tidak dapat mengakses air bersih dan sanitasi, mereka khawatir akan wabah penyakit besar.

WHO telah memperhatikan peningkatan penyakit menular, termasuk infeksi saluran pernafasan akut, kudis, penyakit kuning, diare, dan diare berdarah, kata Al-Mandhari.

Sponsored

Richard Brennan dari Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur mengatakan para pejabat kesehatan juga mengkhawatirkan Hepatitis E, yang dapat ditularkan dari orang ke orang melalui air yang terkontaminasi dan merupakan risiko khusus bagi wanita hamil.

Sektor kesehatan di Gaza telah mengalami “degradasi besar-besaran,” kata Brennan. Hanya tinggal 18 rumah sakit yang saat ini berfungsi, turun dari 36 rumah sakit sebelum perang. Sedangkan yang masih buka beroperasi jauh di bawah kapasitasnya.

“Jadi kemampuan kita merespons kebutuhan telah menurun, sementara kebutuhan melonjak,” ujarnya dilansir Reuters.

Pejabat Doctors Without Borders mengatakan rumah sakit Nasser di Gaza selatan menerima banyak pasien yang terluka parah hampir setiap jam. Rumah sakit Khan Younis terbebani masuknya pasien ketika Israel mengebom Gaza.

Jumlah pengungsi yang tiba di Kompleks Medis Nasser terus meningkat. Tempat penampungan baru didirikan di tempat parkir fasilitas tersebut dan banyak orang yang tidur di tanah terbuka.

Rumah sakit yang berlokasi di Khan Younis, tempat tim dari Medecins Sans Frontieres, atau MSF, memberikan perawatan bedah kepada pasien yang mengalami trauma dan luka bakar, juga mengalami gelombang masuk pasien baru secara terus-menerus, sehingga kapasitas rumah sakit tersebut mencapai titik puncaknya.

“Rumah sakit telah menerima banyak pasien yang terluka parah hampir setiap jamnya,” kata Chris Hook, koordinator medis MSF di Khan Younis. “Dengan situasi di rumah sakit – tidak ada lagi ruang yang tersedia – ini sungguh situasi yang mengerikan. Semua orang benar-benar khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.”

Militer Israel mengatakan jet tempur dan helikopternya menyerang sasaran di Gaza termasuk “lubang terowongan, pusat komando, dan fasilitas penyimpanan senjata”. Mereka mengakui “serangan udara ekstensif di wilayah Khan Younis”.

“Dalam kampanye militer yang telah berlangsung beberapa pekan, dan hanya berlangsung sebentar, kecepatan dan skala pengeboman terus mencerminkan tingkat kebrutalan yang terjadi,” kata Hook dari MSF. “Hampir dua juta orang tidak mempunyai pilihan. Satu-satunya solusi adalah gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan serta pasokan bantuan yang tidak terbatas ke seluruh Jalur Gaza,” pungkasnya kepada Aljazeera.(reuters, aljazeera)

Berita Lainnya
×
tekid