sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Juru bicara Iran: Perang dengan Israel telah dimulai

Israel dinilai hanya berteriak mengenai bahaya nuklir iran, padahal di satu sisi memiliki ratusan bom.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Jumat, 01 Okt 2021 14:41 WIB
Juru bicara Iran: Perang dengan Israel telah dimulai

Saeed Khatibzadeh, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengatakan kepada surat kabar Maariv bahwa "perang dengan Israel telah dimulai."

Menurut Khatibzadeh, "Israel telah melakukan serangan yang dimaksudkan untuk menghancurkan program nuklir Iran yang dijalankan untuk tujuan damai."

"Israel telah membunuh ilmuwan nuklir dan merugikan rakyat Iran, seluruh krisis di kawasan ini adalah kesalahan Israel," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

Kemudian dalam percakapan dengan Maariv, juru bicara Iran menambahkan bahwa Israel "telah melakukan segalanya" untuk menyebabkan pembicaraan nuklir dengan negara-negara asing di Wina gagal dan untuk mendorong irisan antara Iran dan kekuatan lainnya.

Khatibzadeh juga menyalahkan AS atas "teror lunak", mengklaim bahwa AS membuat rakyatnya kelaparan dan mencegah obat-obatan menjangkau mereka.

Dia juga mengatakan bahwa keputusan strategis Iran untuk kembali ke putaran ketujuh perundingan nuklir telah dibuat, dan bahwa negaranya telah mengumumkan keputusannya dua minggu lalu kepada perwakilan Uni Eropa yang bertanggung jawab atas pembicaraan tersebut.

Ketika ditanya apakah menurutnya kembali ke kesepakatan nuklir akan mencegah operasi militer oleh Israel, Khatibzadeh mengatakan, "Israel sangat merugikan sistem sipil dan penelitian kami. Mereka berbicara tentang ancaman nuklir Iran, tetapi Israel memiliki ratusan bom, dan tidak pernah menandatangani perjanjian non-proliferasi untuk senjata nuklir."

"Wilayah ini lelah dengan perang," kata Khatibzadeh, yang berbicara di Forum Perdamaian Dunia. "Kita harus menemukan pendekatan baru untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan keputusan PBB. Semua pihak harus menunjukkan keinginan politik untuk mencapai kesepakatan."

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid