sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pertanyakan alasan pelarangan UAS masuk ke Singapura, KBRI kirim nota diplomatik

KBRI masih menunggu keterangan lebih lanjut dari Kementerian Luar Negeri Singapura atas nota diplomatik tersebut.

Hermansah
Hermansah Selasa, 17 Mei 2022 22:45 WIB
Pertanyakan alasan pelarangan UAS masuk ke Singapura, KBRI kirim nota diplomatik

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura merespons informasi mengenai penolakan imigrasi Singapura terhadap ustaz Abdul Somad yang dilarang masuk ke Singapura, pada Senin (16/5). 

"Setelah menerima informasi mengenai adanya penolakan Immigration and Checkpoints Authority (ICA) Singapura atas seorang WNI berinisial ASB dan rombongan, Kedutaan Besar RI di Singapura langsung melakukan komunikasi dengan ICA, untuk menanyakan alasan penolakan," kata keterangan resmi KBRI di Singapura, seperti dilansir dari kemlu.go.id, Selasa (17/5) 

Dari komunikasi tersebut, KBRI Singapura menerima informasi dari ICA Singapura bahwa, penolakan (refusal of entry) didasarkan alasan “tidak eligible untuk mendapatkan izin masuk berdasarkan kebijakan imigrasi” (being ineligible for the issue of a pass under current immigration policies).

Penolakan dilakukan kepada ASB dan enam anggota rombongannya.

Terkait itu, KBRI juga telah mengirimkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Singapura, guna menanyakan lebih lanjut alasan penolakan tersebut.

"KBRI masih menunggu keterangan lebih lanjut dari Kementerian Luar Negeri Singapura atas nota diplomatik tersebut," kata KBRI di Singapura.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) mengunggah cuplikan video dalam media sosial yang menunjukkan keberadaan dirinya dalam ruangan berukuran 1x2 meter dan membuat dirinya seakan berada di penjara kecil milik pihak imigrasi. Unggahan video tersebut muncul sebelum dirinya dideportasi dari Singapura.

UAS mengatakan, keluarganya berniat untuk liburan di Singapura, mengingat keberangkatan mereka ke sana bertepatan pada Hari Raya Waisak, Senin (16/5). Pada Selasa (17/5), menjadi jadwal kepulangan dan akhir liburan singkat mereka.

Sponsored

“Sejatinya kami akan pulang 17 Mei meninggalkan Singapura, tetapi kami semuanya dideportasi,” kata UAS dalam akun Youtube HAI GUYS OFFICIAL saat dikutip Alinea.id, Selasa (17/5).

Jebolan Al-Azhar Mesir itu menyampaikan, kedatangannya di Pelabuhan Tanah Merah pada pukul 13.30 WIB. Ia berangkat dengan keluarga dan keluarga sahabatnya.

Ketika sampai di Kota SInga itu, pihak imigrasi melakukan pemeriksaan administrasi terhadap setiap orang termasuk keluarganya. Sang istri, anak, sahabatnya, istri sang sahabat, dan anaknya semua diperiksa.

UAS menjadi orang terakhir yang diperiksa dalam rombongan tersebut. Pemeriksaan kemudian tidak berjalan mulus dan UAS dipisahkan dari rombongan menuju ruangan berukuran 1x2 meter.

“Saya dipisahkan di ruangan lebarnya 1 meter panjangnya 2 meter macam liang lahat,” ucap UAS.

Sebelum dipisahkan, UAS ditanya oleh pihak imigrasi mengenai kepergiannya ke Singapura. Mereka ingin memastikan UAS berangkat seorang diri atau bersama orang lain.

UAS menunjuk rombongannya sembari mengatakan rombongan yang bersama dirinya adalah keluarga dan sahabatnya. Pihak imigrasi kemudian membawa rombongan tersebut dan memisahkannya dengan UAS.

Pengajar kerohanian ini kemudian meminta penjelasan pihak Singapura mengenai sikap tersebut. Ia menuntut Duta Besar Singapura di Indonesia untuk menjelaskan perkaranya.

“Itulah yang mereka tidak bisa menjelaskan, jadi pegawai imigrasi tidak bisa jelaskan. Ambassador of Singapore in Jakarta, you have to explain to our communitty, why  did your country, why did your goverment reject us? why did your goverment deport us? Kenapa? Apa karena teroris? Apa karena ISIS apa karena bawa narkoba? Itu mesti dijelaskan,” tutur UAS.

UAS merasa heran dengan sikap yang diambil oleh pihak Singapura lantaran tidak dapat memberikan penjelasan dan dianggap angkuh. Padahal, kedatangannya di sana tidak lain hanya ingin berlibur.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid