sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kelompok paramiliter Sudan mengklaim istana presiden saat pecah kontak senjata

Saksi melaporkan bentrokan di sekitar istana presiden dan markas tentara di ibu kota Khartoum.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 16 Apr 2023 07:44 WIB
Kelompok paramiliter Sudan mengklaim istana presiden saat pecah kontak senjata

Sedikitnya tiga orang tewas setelah ketegangan berkepanjangan antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter meletus menjadi pertempuran terbuka.

Saksi melaporkan bentrokan di sekitar istana presiden dan markas tentara di ibu kota Khartoum. Kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengatakan, mereka menguasai istana kepresidenan serta beberapa bandara.

Kelompok itu mengatakan mereka menanggapi serangan mendadak dari tentara di salah satu pangkalan mereka. Tetapi pemimpin militer Sudan mengatakan “semua” situs militer strategis berada di bawah kendali tentara.

“Tidak ada yang bisa masuk ke Komando Umum Angkatan Darat dan semua lokasi strategis berada di bawah kendali,” kata Abdel Fatah al-Burhan dalam sebuah pernyataan.

Al-Burhan, jenderal Angkatan Darat Sudan, saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Kedaulatan Sudan, lembaga kolektif kepala negara transisi di Sudan.

Tentara Sudan mengatakan sedang memerangi RSF di Khartoum, menuduh kelompok itu “berkhianat” melawan negara. Serikat Dagang Dokter Sudan telah mencatat setidaknya tiga kematian warga sipil akibat bentrokan tersebut.

Sementara itu, sumber medis di sebuah rumah sakit di pusat Khartoum mengatakan kepada CNN pada Sabtu (15/4) sore bahwa rumah sakit tersebut telah menerima puluhan warga sipil dan personel militer yang terluka dalam beberapa jam terakhir.

Militer telah memimpin Sudan sejak kudeta pada 2021, yang mengakhiri pengaturan pembagian kekuasaan yang dibentuk setelah penggulingan mantan Presiden Omar al-Bashir.

Sponsored

Pembicaraan telah dilakukan untuk mengintegrasikan RSF ke dalam tentara sebagai bagian dari langkah menuju kembalinya pemerintahan sipil, tetapi sumber mengatakan kepada CNN bahwa terjadi ketegangan mengenai siapa yang akan menjadi mitra senior dalam penggabungan tersebut.

Seruan Internasional untuk 'Gencatan Senjata Segera'

Di tengah situasi yang bergejolak dan tidak pasti di lapangan, muncul seruan untuk tenang.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengutuk keras pecahnya pertempuran.

Dia meminta para pemimpin RSF dan Angkatan Bersenjata Sudan untuk “segera menghentikan permusuhan, memulihkan ketenangan, dan memulai dialog guna menyelesaikan krisis saat ini. Eskalasi lebih lanjut dalam pertempuran akan berdampak buruk pada warga sipil dan semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah genting di negara ini.”

Uni Afrika juga mengeluarkan pernyataan yang mendesak “partai politik dan militer demi menemukan solusi politik yang adil untuk krisis ini.”

Partai Nasional Umma Sudan telah mengajukan permohonan serupa. Partai politik Islam tersebut membagikan pernyataan yang berisi daftar poin yang ditujukan kepada para pemimpin kedua belah pihak, termasuk “gencatan senjata segera di semua lokasi keterlibatan” dan pengembalian kedua belah pihak ke “posisi mereka sebelumnya sebelum bentrokan.”

Duta Besar Amerika Serikat untuk Sudan mengatakan dia berlindung di tengah bentrokan di ibu kota.

“Saya baru saja tiba larut malam di Khartoum dan terbangun oleh suara tembakan dan pertempuran yang sangat mengganggu,” kata Duta Besar John Godfrey dalam sebuah cuitan.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa situasi di Khartoum "rentan" ketika dimintai komentar oleh seorang reporter selama jumpa pers di Vietnam.

“Partai-partai besar di Khartoum, beberapa pekan yang lalu mencapai kesepakatan kerangka kerja yang sangat penting tentang bagaimana melanjutkan transisi ke pemerintahan sipil. Dan ada kemajuan nyata dalam upaya untuk memajukannya,” kata Blinken, Sabtu.

Berita Lainnya
×
tekid