sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mantan PM Malaysia Mahathir dirawat lagi, putranya diselidiki kasus korupsi

Mahathir dijadwalkan menghadiri sidang pengadilan pada hari Selasa tetapi tidak hadir, menurut laporan kantor berita negara Bernama.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Rabu, 14 Feb 2024 17:01 WIB
Mantan PM Malaysia Mahathir dirawat lagi, putranya diselidiki kasus korupsi

Mantan Perdana Menteri Malaysia berusia 98 tahun selama dua dekade, Mahathir Mohamad, telah dirawat di rumah sakit lagi. Mahathir menerima perawatan atas infeksi yang dirahasiakan, kata juru bicaranya pada hari Selasa (13/2).

Pria berusia lanjut ini, yang memiliki riwayat masalah jantung, telah keluar-masuk rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir dan telah menjalani operasi bypass.

Mahathir dijadwalkan menghadiri sidang pengadilan pada hari Selasa tetapi tidak hadir, menurut laporan kantor berita negara Bernama.

Diketahui, Mahathir dirawat di Institut Jantung Nasional (IJN) sejak 26 Januari.

Mahathir menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun hingga tahun 2003. Ia kembali menjadi perdana menteri pada tahun 2018 setelah memimpin koalisi oposisi meraih kemenangan bersejarah. Tetapi pemerintahannya runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun karena pertikaian.

Dilansir Reuters, Mahathir telah menghabiskan lebih dari dua pekan di unit khusus jantung di Kuala Lumpur, menurut kantornya pada hari Selasa. Saat yang sama, penyelidikan korupsi tingkat tinggi mendekati dua putra pria berusia 98 tahun tersebut.

Kabar rawat inap Mahathir muncul setelah pengacaranya, Mior Nor Haidir Suhaimi, mengatakan kepada pengadilan Kuala Lumpur bahwa kliennya yang lanjut usia tidak dapat menghadiri sidang pencemaran nama baik.

“Tun Mahathir saat ini menerima perawatan infeksi di IJN, diikuti dengan masa istirahat berikutnya untuk pemulihan yang optimal,” kata juru bicara kantor Mahathir disitir South China Morning Post.

Sponsored

Mahathir telah diberikan cuti medis hingga pekan depan, tambah ajudan itu.

Ini fase rawat inap terakhir bagi pasien renta tersebut setelah ia dirawat pada Agustus tahun lalu. Meski begitu, Mahathir tetap vokal dan garang di kancah politik Malaysia, di mana saingan beratnya, Anwar Ibrahim, kini memimpin negara itu sebagai perdana menteri.

Suara kritis Mahathir tidak terdengar menyusul berita tentang hukuman penjara 12 tahun untuk mantan perdana menteri Najib Razak dikurangi setengahnya oleh raja Malaysia, Sultan Abdullah pada tanggal 2 Februari. Potongan hukuman itu merupakan tindakan terakhir raja dalam lima tahun masa kekuasaannya.

Mahathir terakhir kali terlihat di depan umum pada konferensi pers pada 22 Januari.

Di sana ia mempertanyakan penyelidikan antikorupsi terhadap putranya Mirzan dan menantang PM Anwar dan pemerintahannya untuk menyelidikinya.

Hubungan permusuhan Mahathir dengan Anwar, yang memburuk pada tahun 1998 yang mengakibatkan Anwar dipecat dari jabatannya sebagai wakilnya – dan kemudian dipenjara – terus membentuk politik Malaysia. Keduanya saling melemparkan "lumpur" karena masalah korupsi.

Sekutu dekatnya Daim Zainuddin dan istrinya Naimah didakwa korupsi di pengadilan Kuala Lumpur pada bulan Januari.

Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) memperluas penyelidikannya dengan melibatkan putra kedua Mahathir, Mokhzani, dan menginstruksikan saudara-saudaranya untuk mengajukan deklarasi aset sejak tahun 1981, ketika Mahathir pertama kali menjadi perdana menteri.

Dalam pernyataan bersama pekan lalu, kedua bersaudara tersebut memohon kesabaran dari MACC, dengan mengatakan bahwa permintaan mereka merupakan “usaha yang mustahil”.

Berita Lainnya
×
tekid