sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mirisnya nasib gadis Kamboja korban 'perjodohan gelap' di China

Jubir Kemendagri Kamboja mengatakan bahwa atas permintaan pihak berwenang Kamboja, petugas China turun tangan dan membebaskan gadis itu.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Selasa, 12 Mar 2024 13:06 WIB
Mirisnya nasib gadis Kamboja korban 'perjodohan gelap' di China

Seorang gadis muda telah diselamatkan dan akan dipulangkan ke Kamboja. Dia ditipu untuk melakukan perjodohan di China kemudian disekap oleh “suaminya” yang asal China. Upaya penyelamatan dan rencana kepulangannya diumumkan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Touch Sokhak.

Remaja tersebut baru-baru ini membagikan video ke media sosial untuk minta bantuan. Dia menjelaskan bahwa dia diperdagangkan ke China oleh seorang broker, dan telah dikurung di sebuah ruangan kecil selama enam bulan. Dia meminta bantuan dari pemerintah Kamboja.

“Saya berumur 16 tahun, berasal dari distrik Kroch Chhmar di provinsi Tbong Khmun. Saya ditipu oleh broker yang membawa saya ke China. Saya diberitahu bahwa saya dibawa ke sini untuk bekerja, namun mereka malah menjual saya dan memaksa saya menikah dengan pria Tionghoa,” katanya.

“Saya telah dikurung selama enam bulan; pintunya dikunci dari luar. Saya hanya bisa memohon bantuan. Tolong, kepada siapapun, bantu saya pulang,” pintanya.

Jubir Kemendagri Kamboja mengatakan bahwa atas permintaan pihak berwenang Kamboja, petugas China turun tangan dan membebaskan gadis itu.

“Petugas polisi China mengeluarkannya dari bilik kecil tempat dia ditahan. Kantor konsulat Kamboja di China telah memulai prosedur yang diperlukan untuk membawanya pulang,” tambah Sokhak disitir Phnom Penh Post.

Pemerintah provinsi Tbong Khmum merilis siaran pers pada 10 Maret yang mengumumkan bahwa pejabat provinsi bertemu dengan saudara perempuan korban, Rom Kunthear, 31, untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.

Kunthear mengatakan kepada pihak berwenang bahwa saudara perempuannya meninggalkan rumah pada awal tahun 2023 untuk mencari pekerjaan di Phnom Penh di sebuah pabrik garmen. Dia mengirimkan uang ke rumah setiap bulan, hingga lima atau enam bulan lalu, ketika keluarganya kehilangan kontak. Keluarganya membayangkan dia marah kepada mereka karena suatu alasan, dan tinggal bersama pacarnya, sehingga mereka tidak pernah melaporkan hilangnya dia ke polisi.

Sponsored

Baru pada tanggal 9 Maret, pihak keluarga melihat video korban di Facebook yang mengaku berada di China.

Chou Bun Eng, sekretaris negara di Kemendagri dan wakil ketua tetap Komite Nasional Penanggulangan Perdagangan Manusia (NCCT), menghargai upaya yang dilakukan untuk membawa pulang korban. Namun dia menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut.

Ia menjelaskan, masyarakat lebih mungkin dieksploitasi jika mereka menggunakan broker yang tidak memiliki izin dari pihak berwenang. Dalam tiga bulan terakhir saja, Bun Eng mencatat aparat telah menyelamatkan lebih dari 100 orang yang diperdagangkan.

Terpisah, pada Jumat (8/3) pekan lalu, 245 pria Kamboja mengangkat pasangannya -- istri, pacar, saudara perempuan atau ibu -- dengan satu tangan. Mereka menahan posisi tersebut selama satu menit untuk mengukir rekor dunia, yang disertifikasi oleh perwakilan Guinness World Records.

Disitat France24, acara ini menarik peserta dari pemuda hingga orang tua. Setelah memecahkan rekor, banyak peserta yang terus menggendong sebagai bagian dari kompetisi untuk memenangkan hadiah sebuah mobil baru. "Gendong pengantin" dinamakan demikian sebagai cara pengantin pria di budaya setempat membawa mempelai wanita melewati ambang pintu rumah baru mereka.(phnompenhpost,france24)

Berita Lainnya
×
tekid