sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PBB adopsi resolusi baru perangi penyangkalan Holocaust

Holocaust dikenal sebagai penganiayaan ideologis dengan pembunuhan massal orang-orang Yahudi Eropa oleh rezim Nazi Jerman antara 1933-1945.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 21 Jan 2022 20:26 WIB
PBB adopsi resolusi baru perangi penyangkalan Holocaust

PBB telah mengadopsi resolusi baru yang bertujuan memerangi penyangkalan terhadap tragedi Holocaust dan mendesak negara-negara dunia serta perusahaan media untuk memerangi anti-Semitisme.

Holocaust dikenal sebagai penganiayaan ideologis dengan pembunuhan massal orang-orang Yahudi Eropa oleh rezim Nazi Jerman antara 1933-1945. Peristiwa Holocaust ini juga menggiring keluarga Anne Frank yang saat itu bersembunyi di Amsterdam, Belanda, selama dua tahun ke kamp konsentrasi.  

Bagi Nazi yang juga penganut paham anti-Semit, orang-orang Yahudi adalah ras yang lebih rendah, dipandang sebagai ancaman bagi kemurnian dan komunitas rasial Jerman. Setelah bertahun-tahun pemerintahan Nazi di Jerman, orang-orang Yahudi secara konsisten dianiaya, tragedi yang dikenal dengan Holocaust. Sekitar enam juta orang Yahudi dan sekitar 5 juta lainnya, yang ditargetkan karena alasan rasial, politik, ideologis dan perilaku, meninggal dalam Holocaust. Lebih dari satu juta dari mereka yang tewas adalah anak-anak.

Seperti dilansir BBC, Jumat (21/1), resolusi yang diajukan oleh Israel dan Jerman itu disahkan tanpa pemungutan suara oleh Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang.

“Majelis Umum PBB menolak dan mengutuk siapapun yang menolak peristiwa Holocaust sebagai peristiwa bersejarah, baik secara penuh atau sebagian,” demikian dikutip dari pernyataan Majelis Umum.

Duta Besar Jerman untuk PBB Antje Leenderste mengatakan, bahwa mengabaikan fakta sejarah meningkatkan risiko peristiwa serupa akan diulang. Resolusi tersebut memuji negara-negara yang melestarikan situs-situs yang pernah berfungsi sebagai kamp kematian Nazi dan kamp konsentrasi, serta mendesak negara-negara anggota Majelis Umum untuk menyediakan program pendidikan tentang Holocaust.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan mitranya dari Israel Yair Lapid mengatakan, dalam sebuah pernyataan bersama bahwa mereka prihatin penyangkalan terhadap Holocaust meningkat tajam akhir-akhir ini.

Kendati demikian, resolusi tersebut tidak difungsikan sebagai upaya yang disengaja untuk meminimalkan dampak Holocaust, minimisasi jumlah korban Holocaust yang tidak berasal dari sumber terpercaya, upaya menyalahkan orang-orang Yahudi karena menyebabkan genosida, pernyataan yang menjadikan Holocaust sebagai peristiwa sejarah yang positif, serta upaya untuk mengaburkan tanggung jawab Nazi Jerman dengan menyalahkan negara lain atau kelompok etnis tertentu.

Sponsored

Resolusi yang dibuat PBB bertujuan untuk membendung gerakan penyangkalan terhadap Holocaust. Namun fakta sejarah tetap tidak bisa dihilangkan. Ketika Nazi berkuasa pada 1933, mereka mulai melucuti orang-orang Yahudi dari semua properti, kebebasan dan hak-hak di bawah hukum.

Pada Konferensi Wannsee di Berlin pada Januari 1942, kepemimpinan Nazi memutuskan untuk memusnahkan seluruh populasi Yahudi di Eropa, dan deportasi orang-orang Yahudi ke kamp-kamp pemusnahan pun dimulai.

Berita Lainnya
×
tekid