sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah Ethiopia dan kelompok Tigray sepakat untuk berdamai

Sementara itu, dari negosiator utama Tigray Getachew Rea mengatakan bahwa perjanjian perdamaian ini merupakan “konsesi yang menyakitkan”

Aditya Putera Pratama
Aditya Putera Pratama Kamis, 03 Nov 2022 12:24 WIB
Pemerintah Ethiopia dan kelompok Tigray sepakat untuk berdamai

Setelah menjalani dua perang sipil, pemerintah Ethiopia dan Kelompok Tigray sepakat untuk berdamai dan mengakhir perang yang sudah terjadi selama 2 tahun. Perang sipil ini sendiri sudah terhitung memakan korban sebanyak ratusan ribu jiwa.

Uni Afrika mengirim Olesegun Obasanjo yang menjadi utusan organisasi tersebut untuk mewujudkan damainya konflik ini. "Pelucutan senjata yang tertib, lancar dan terkoordinasi. Poin-poin penting lainnya yang termasuk dalam perjanjian itu adalah pemulihan hukum dan ketertiban, serta pemulihan layanan dan akses tanpa hambatan ke pasokan kemanusiaan," menurut Obasanjo.

Perjanjian damai ini terjadi antara pemerintah dan pihak berwenang di wilayah Tigray utara secara sah dan menyetujui hal tersebut. Oleh karena itu ini merupakan sebuah titik terang bagi negara ini yang sudah tenggelam dalam konflik yang sangat parah.

"Sekarang bagi kita semua untuk menghormati perjanjian ini," kata pemimpin negosiator untuk pemerintah Ethiopia, Redwan Hussein.

Sponsored

Sementara itu, dari negosiator utama Tigray Getachew Rea mengatakan bahwa perjanjian perdamaian ini merupakan “konsesi yang menyakitkan”. Walaupun masih adanya pihak yang belum terima atas perdamaian ini, tapi setidaknya ada harapan bagi para warga sipil di sana untuk bebas dari konflik dan bisa hidup secara damai meskipun masih ada permasalahan krisis kelaparan.

Sangat kritisnya negara ini akibat konflik sipil tergambarkan melalui bagaimana adanya pemutusan akses komunikasi bagi masyarakat, transportasi dihentikan, kesaksian para dokter juga menggambarkan bagaimana mereka kehabisan obat – obatan dan belum lagi banyak orang – orang yang sudah meninggal akibat krisis kelaparan yang sangat parah. PBB dalam hal ini sendiri berangapan bahwa pemerintah Ethiopia menggunakan kelaparan warga sipil sebagai senjatanya. Hal tersebut dapat terlihat bagaimana saat ini negara dunia memperhatikan Ethiopia sedang mengalami krisis pangan.

Saat ini juga sebuah organisasi kemanusiaan melanjutkan operasi segera ke Tigray untuk memberikam bantuan bagi para warganya. Seperti diketahui sebelumnya, konflik ini dimulai pada November 2020. Pertempuran brutal ini sudah banyak sekali membuat warga sipil terbunuh.

Berita Lainnya
×
tekid