sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pilpres Turki: Kampanye berakhir, Erdogan membela Putin, anjlok dalam jajak pendapat

Kilicdaroglu melesat di depan Erdogan, hampir semua jajak pendapat yang dirilis pekan ini menunjukkan.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Sabtu, 13 Mei 2023 15:41 WIB
Pilpres Turki: Kampanye berakhir, Erdogan membela Putin, anjlok dalam jajak pendapat

Dengan waktu kurang dari 40 jam hingga pemilihan umum Turki, Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan dan saingan utamanya Kemal Kilicdaroglu menyelesaikan kampanye mereka. Jajak pendapat terbaru memberi angin segar kepada pemimpin oposisi utama. Pilpres Turki akan digelar Minggu (14/5).

Kilicdaroglu melesat di depan Erdogan, hampir semua jajak pendapat yang dirilis pekan ini menunjukkan. Masih belum jelas apakah pemimpin oposisi utama itu akan mendapatkan dukungan yang cukup (di atas 50% suara) untuk memenangkan pemilihan presiden di putaran pertama, terhindar dari putaran kedua.

Sebuah survei Yoneylem yang berbasis di Istanbul yang dirilis pada hari Jumat (12/5) memberi Kilicdaroglu keunggulan lebih dari 5 poin, sebesar 49,5% dibandingkan Erdogan 44,4%. Survei dilakukan antara 9-10 Mei.

Survei lain oleh penelitian ORC yang berbasis di Ankara, yang juga dirilis pada hari Jumat, menunjukkan Kilicdaroglu melewati angka 50% yang penting untuk dipilih pada putaran pertama, karena dukungannya mencapai 51,7%. Dukungan Erdogan mencapai 44,2%, jajak pendapat ORC yang dilakukan pada 10-11 Mei menunjukkan.

Karena kedua survei tersebut dilakukan sebelum calon presiden Muharrem Ince mengundurkan diri dari pilpres pada hari Kamis, masih belum jelas bagaimana ketidakhadirannya akan berdampak pada pemungutan suara pada hari Minggu. Dukungan untuk Ince masing-masing mencapai 1,4% dan 1,3% menurut Yoneylem dan ORC.

Kilicdaroglu mengakhiri kampanye setelah rapat umum massal di Ankara pada hari Jumat. Dia dilaporkan mengenakan pelindung tubuh untuk pertama kalinya dalam kampanyenya, dengan penjaga bersenjata lengkap ditempatkan di belakangnya. Peningkatan ketat itu terjadi setelah seorang jurnalis yang dekat dengan oposisi mengklaim Jumat pagi bahwa tim pembunuh telah memasuki Turki dari Georgia untuk menargetkan Kilicdaroglu. Seorang jaksa Istanbul meluncurkan penyelidikan terhadap jurnalis Merdan Yanardag karena menyebarkan informasi yang menyesatkan.

Campur tangan Rusia

Sementara itu, Kremlin pada Jumat membantah keras tudingan Kilicdaroglu. Kandidat oposisi memperingatkan Moskow pada hari Kamis agar tidak ikut campur dalam pemilihan, mengatakan beberapa video palsu yang menargetkan tokoh oposisi berasal dari Rusia.

Sponsored

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut sumber yang memberi tahu Kilicdaroglu sebagai "pembohong", dengan mengatakan bahwa negaranya sangat menghargai hubungan dengan Turki. "Moskow tidak ikut campur dalam politik internal negara lain," kata Peskov seperti dikutip oleh media Rusia.

Sebagai tanggapan, Kilicdaroglu mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa pihaknya memiliki informasi konkret yang menunjukkan campur tangan Rusia.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada pertemuan puncak pemuda di Istanbul, Erdogan juga mengecam Kilicdaroglu atas tuduhannya. “Sekarang dia menyerang Tuan Putin, menyerang Rusia. Maaf, tapi saya tidak bisa tinggal diam saat Anda menyerang Putin. Karena hubungan kita dengan Rusia tidak kalah dengan hubungan kita dengan Amerika Serikat,” kata Erdogan.(al-monitor)

Berita Lainnya
×
tekid