sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PM Italia diberi mandat untuk bentuk pemerintahan baru

Sembilan hari setelah dia mengundurkan diri, Giuseppe Conte telah kembali sebagai perdana menteri untuk memperbaiki pemerintahan Italia.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 29 Agst 2019 23:30 WIB
PM Italia diberi mandat untuk bentuk pemerintahan baru

Sembilan hari setelah dia mengundurkan diri, Giuseppe Conte telah kembali sebagai perdana menteri untuk memperbaiki keretakan pemerintahan Italia.

Presiden Italia Sergio Mattarella kembali menunjuk Conte sebagai perdana menteri pada Kamis (28/8), ketika krisis politik yang melanda negara dalam beberapa pekan terakhir mulai mereda.

Conte mengatakan, sekarang adalah saatnya untuk mengubah krisis menjadi peluang. Dia menyatakan itu setelah menerima mandat untuk membentuk pemerintahan baru yang dapat menjadi titik balik dalam hubungan Italia dengan Uni Eropa.

Presiden Mattarella meminta Conte untuk mengamankan pakta antara Gerakan Lima Bintang (M5S) dan Partai Demokrat (PD). Langkah itu akan menyingkirkan Partai Liga dari jajaran pemerintahan dan mencegah terjadinya pemilu lebih awal.

"Ini adalah masa yang sulit bagi Italia dan kita harus segera keluar dari ketidakpastian politik ini," kata Conte setelah pertemuan dengan Presiden Mattarella pada Kamis. "Ini akan menjadi musim yang baru ... Italia akan memiliki pemerintahan yang bekerja untuk warga dan memodernisasi negara."

Dia juga menyampaikan bahwa Italia, salah satu pendiri Uni Eropa, harus kembali menjadi "protagonis" di blok tersebut.

Conte memiliki waktu beberapa hari untuk memastikan M5S dan PD dapat menyisihkan perbedaan mereka dan membentuk koalisi untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan langgeng. Kedua partai itu masih perlu menyusun program dan memilih kabinet. 

Salah satu rintangan yang dihadapi adalah PD bersikeras bahwa pemimpin M5S, Luigi Di Maio, melepas jabatannya sebagai wakil perdana menteri.

Sponsored

Jika kedua partai berhasil membentuk pemerintahan, tantangan pertama adalah merancang anggaran Italia untuk 2020 dan membekukan kenaikan PPN. M5S dan PD harus siap untuk meminta fleksibilitas anggaran dari Uni Eropa guna memperkuat kohesi sosial di negara itu.

"Kita harus segera bekerja untuk menyusun anggaran yang menghindari kenaikan PPN," kata Conte.

Ada bentrokan sengit antara Italia dan Uni Eropa terkait anggaran 2019 dan utang publik negara yang sangat besar. Conte, yang berulang kali mengatakan Italia akan menghormati aturan anggaran Uni Eropa, telah dua kali berhasil menghindari ancaman sanksi dari blok tersebut.

Italia terjerumus ke dalam kekacauan pada bulan ini setelah pemimpin Partai Liga, Matteo Salvini, menarik partainya dari aliansi dengan M5S.

Berbicara di hadapan senat pada Selasa (20/8), Conte mengatakan Salvini telah mencari dalih untuk menggelar pemilu lebih awal sejak keberhasilan partainya dalam Pemilu Eropa pada Mei. Dalam Pemilu Eropa, Partai Liga berada di puncak dengan meraih 34% suara di Italia, sedangkan mitra koalisinya, M5S, hanya mendapat 17%. 

"Satu-satunya hal yang menyatukan M5S dan PD adalah kebencian mereka terhadap Partai Liga," kata Salvini pada Rabu (27/8) malam waktu setempat.

Conte sendiri merupakan mantan profesor hukum yang belum pernah memegang jabatan politik sebelumnya. Dia menjadi perdana menteri pada Juni 2018. Dalam pidatonya pada Kamis, Conte mengaku dia memiliki keraguan atas keputusan kembali menjadi perdana menteri.

"Ke depannya akan penuh dengan rintangan tetapi saya semangat dan akan berkomitmen untuk melayani negara ini," ujar Conte. (The Guardian dan CNN)

Berita Lainnya
×
tekid