close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: AFP
icon caption
Ilustrasi. Foto: AFP
Dunia
Sabtu, 18 November 2023 11:12

Propaganda udara Israel bingungkan warga Gaza Selatan

Selebaran yang disebarkan IDF di selatan kota Khan Yunis telah membingungkan keluarga Abu Jabal, karena tidak tahu ke mana harus pergi.
swipe

Di tengah pertempuran antara kelompok militan Hamas melawan pasukan Israel (IDF) komunikasi dengan Kota Gaza sebagian besar terputus karena kurangnya bahan bakar untuk menggerakkan sistem di sana. Israel pun menebar propaganda yang membingungkan warga.

Israel meningkatkan invasinya di utara hingga Kamis (16/11). IDF menemukan mayat salah satu dari 240 sandera yang ditahan Hamas. Jasadnya ditemukan di dekat Rumah Sakit Al Shifa, pusat kesehatan utama di Gaza Utara. Sebagian dari lokasi itu sekarang dikendalikan oleh IDF.

Di Gaza Selatan, ribuan warga Palestina memadati tenda di penjuru kota setelah meninggalkan rumah mereka di utara. Sekarang mereka takut harus pergi lagi.

"Hari ini, dalam selebaran yang mereka sebar, mereka meminta kami untuk mengungsi ke selatan," kata seorang wanita warga Gaza melalui penerjemah.

IDF menyebarkan selebaran di selatan kota Khan Yunis, memperingatkan warga untuk pergi. Namun banyak orang yang tidak tahu ke mana mereka harus pergi. Apa tujuan IDF?

Perang psikologis

Propaganda selebaran di udara merupakan salah satu bentuk perang psikologis di mana leaflet (selebaran) disebarkan di udara. Pasukan militer IDF menggunakan pesawat terbang untuk menyebarkan selebaran dalam upaya mengubah perilaku kombatan (Hamas) dan non-kombatan (warga sipil Gaza) di wilayah yang dikuasai musuh, terkadang bersamaan dengan serangan udara.

Dikutip dari Psywarriorcom, Sersan Mayor (Purnawirawan)  Herbert A. Friedman menguraikan bahwa hampir semua metode penyebaran selebaran operasi psikologis (PSYOP) telah dicoba.

Friedman pensiun pada tahun 1995 setelah 26 tahun mengabdi secara terhormat setelah memegang berbagai posisi di militer, kini sejarawan dan spesialis operasi psikologis, anggota Asosiasi Veteran Operasi Psikologis (POVA) Amerika Serikat.

"Percobaan menyebarkan selebaran PSYOP dilakukan dengan balon, pesawat terbang, botol terapung, granat, peluru artileri, layang-layang, bom, dan, selama Perang Dunia II, senjata balas dendam dan teror Jerman, maupun roket V1," tulis Friedman.

Menurut Edward H. Nabb Research Center di Universitas Salisbury, propaganda selebaran yang dijatuhkan dengan balon dan pesawat banyak digunakan dalam kedua perang dunia oleh semua pihak. Pada Perang Dunia II, bom khusus dikembangkan untuk menyebarkan selebaran di udara.

Digunakan sebagai bentuk perang psikologis, selebaran ini dijatuhkan IDF di wilayah yang dikuasai musuh untuk menimbulkan rasa takut, memaksa menyerah, atau membuat warga Gaza menentang kepemimpinan Hamas.

Taktik ini terbukti tidak efektif, kecuali ketika moral perlawanan sangat rendah. Bom selebaran masih digunakan hingga saat ini dalam peperangan militer, serta oleh kelompok politik dan ideologi radikal.

Selebaran yang disebarkan IDF di selatan kota Khan Yunis telah membingungkan keluarga Abu Jabal, karena tidak tahu ke mana harus pergi.

"Mereka meminta kami, warga Gaza, untuk pergi ke selatan. Kami sudah pergi ke selatan. Sekarang mereka meminta kami pergi. Ke mana lagi kami mau pergi? Kami ingin tahu ke mana tepatnya kami harus pergi," kata Atya Abu Jabal, pengungsi dari Kota Gaza, dilansir PBS.

IDF memakai selebaran sebagai perang psikologis yang menekan warga Gaza. Metode ini meniru penggunaan bom selebaran oleh kelompok non-negara yang dimulai pada masa pemberontakan Yahudi di Wilayah Mandat Palestina pada tahun 1945 ketika Irgun mengembangkan sebuah bom yang "diletakkan di jalan, dicentang hingga meledak, kemudian disebarkan di lembaran berita di area yang luas dan berasap".

Disitat dari JB Bell (1977), pada bulan September 1945 tiga bom selebaran Irgun meledak di Yerusalem dan melukai sembilan orang. Irgun merupakan organisasi paramiliter Zionis yang beroperasi di Mandat Palestina dan Israel dari tahun 1931 hingga 1948.(pbs,psywarrior,salisbury,ojp)

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan