sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ratu Elizabeth menyindir politikus Inggris

Elite politik Inggris tercerai berai dalam proses Brexit, yang perlahan tapi pasti mendekati tenggatnya pada 29 Maret 2019.

Khairisa Ferida Valerie Dante
Khairisa Ferida | Valerie Dante Jumat, 25 Jan 2019 20:36 WIB
Ratu Elizabeth menyindir politikus Inggris

Ratu Elizabeth (92) dinilai mengirim pesan bernada halus kepada elite politik yang kritis atas Brexit, mendesak anggota parlemen untuk mencari titik temu.

Jelang 29 Maret, hari di mana Brexit resmi dimulai, Inggris berada dalam krisis politik terdalamnya dalam kurun setengah abad karena bergulat dengan bagaimana atau bahkan apakah akan keluar dari Uni Eropa.

Dalam pidato tahunannya di hadapan Women’s Institute, Ratu Elizabeth tidak menyebutkan Brexit secara eksplisit. Namun, penguasa Britania Raya itu menyatakan bahwa setiap generasi menghadapi tantangan dan peluang baru.

"Ketika kita mencari jawaban baru di zaman modern, saya lebih menyukai resep yang sudah dicoba dan diuji, seperti saling bicara satu sama lain dan menghargai sudut pandang yang berbeda, bersama mencari titik temu, dan tidak pernah melupakan tujuan yang lebih besar," tutur Ratu Elizabeth.

Meskipun menggunakan gaya bertutur konvensional, ratu dinilai menunjukkan ciri khasnya. Dalam konteks krisis Inggris, pernyataan tersebut dianggap sebagai sinyal bagi para politikus untuk menyelesaikan kekacauan yang telah mendorong ekonomi terbesar kelima di dunia itu ke jurang.

"Ratu Elizabeth telah menjadi 'standar emas' monarki nyaris 67 tahun dan ini adalah momen yang sangat genting. Saya rasa apa yang dia sampaikan dan bagaimana dia menyampaikannya sangat penting," papar sejarawan Peter Hennessy.

Istana Buckingham menolak mengomentari hal itu, meski media Inggris mengutip betapa pentingnya pidato sang ratu. Salah satu surat kabar Inggris, The Times, melaporkan isu ini lewat artikel bertajuk 'End Brexit feud, Queen tells warring politicians.'

Sebagai kepala negara, Ratu Elizabeth tidak dapat memberikan suaranya dan dia diharuskan tetap netral di muka publik. Namun, pada 2014, tepatnya jelang referendum Skotlandia, Ratu Elizabeth pernah meminta dengan sangat hati-hati agar rakyat Skotlandia memikirkan masak-masak masa depan mereka.

Sponsored

Masa depan Brexit sendiri masih belum dapat diprediksi. Sejauh ini opsinya adalah Brexit tanpa kesepakatan atau referendum kedua.

PM Theresa May saat ini terlibat dalam upaya mati-matian untuk memenangkan dukungan bagi draf Brexit-nya setelah parlemen menolak proposal sebelumnya pada bulan ini. Peristiwa itu tercatat sejarah sebagai kekalahan terbesar bagi pemerintah dalam sejarah Inggris modern.

May dikabarkan telah bertemu dengan sejumlah anggota parlemen untuk membahas berbagai opsi. 

"Intinya, kami saat ini tengah bekerja. Kami belum mendapat hasil akhir," tutur juru bicara May.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid