sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sejumlah negara larang Boeing 737 MAX mengudara, AS bergeming

Jumlah negara yang menerapkan larangan terbang sementara bagi Boeing 737 MAX bertambah, namun AS bersikeras pada sikapnya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 13 Mar 2019 12:16 WIB
Sejumlah negara larang Boeing 737 MAX mengudara, AS bergeming

Turki, Uni Emirat Arab, Uni Eropa dan India bergabung bersama sejumlah negara lainnya yang telah melarang Boeing 737 MAX mengudara untuk memastikan keselamatan penumpang.

Kebijakan tersebut diambil setelah kecelakaan yang menimpa Boeing 737 MAX 8 milik maskapai Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3), menewaskan 157 orang di dalamnya.

Kementerian Penerbangan Sipil India pada Selasa (12/3) sore mengumumkan bahwa mereka akan mengistirahatkan armada Boeing 737 MAX segera.

"Pesawat-pesawat ini akan diistirahatkan sampai modifikasi yang sesuai dan langkah-langkah keamanan dilakukan untuk memastikan keamanan operasi mereka," demikian diumumkan oleh Kementerian Penerbangan Sipil India.

Itu menyusul keputusan serupa oleh Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa yang mengatakan mereka mengistirahat burung besi model MAX sebagai tindakan pencegahan.

Kantor berita Turki, Anadolu, pada Selasa mengungkapkan bahwa Kementerian Transportasi Turki telah menangguhkan seluruh penerbangan dengan Boeing 737 MAX 8 dan MAX 9 dengan alasan memastikan keselamatan penerbangan. Pengumuman itu muncul tidak lama setelah Turkish Airlines mengatakan mengistirahatkan 12 pesawat Boeing 737 MAX-nya.

Pada hari yang sama, Otoritas Penerbangan Inggris (CAA), mengumumkan pihaknya telah melarang MAX mengudara. Langkah yang sama dipelopori oleh China, Ethiopia, Indonesia, Malaysia, Singapura, Irlandia, Australia, Prancis, dan Jerman.

CAA menyatakan arahannya akan tetap diberlakukan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

Sponsored

Dari Uni Emirat Arab, Otoritas Penerbangan Sipil Umum (GCAA) mengumumkan larangan terbang atas Boeing 737 MAX 8 hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Larangan tersebut dinyatakan sebagai tindakan pencegahan yang bertujuan melindungi keselamatan publik di udara dan darat.

Penyelidik telah menemukan perekam data penerbangan milik pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh dan saat ini tengah melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa menuturkan, "Investigasi kecelakaan saat ini tengah berlangsung, dan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apapun tentang penyebab kecelakaan."

Satu penerbangan Turkish Airlines tujuan Birmingham dilaporkan berbalik arah dan kembali ke Istanbul. Demikian pula dengan pesawat milik Norwegian Air dari Stockholm ke Tel Aviv berbalik ke Romania.

Tui Airways yang berbasis di Inggris mengonfirmasi bahwa armada MAX 8 mereka diistirahatkan. "Setiap pelanggan yang akan terbang dengan 737 MAX 8 akan diberangkatkan dengan pesawat lain."

Norwegia mengatakan pihaknya juga telah menangguhkan penerbangan dengan MAX dan meminta maaf atas ketidaknyamanan penumpang.

Kantor Penerbangan Sipil Polandia pada Selasa memutuskan untuk menutup ruang udara Polandia bagi Boeing 737 MAX 8.

Keputusan Polandia tersebut mengikuti panduan dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa yang memutuskan untuk mengistirahatkan seluruh armada Boeing 737 MAX di Eropa, yang mencakup Boeing 737 MAX 8 dan 737 MAX 9.

Juru bicara untuk perusahaan penerbangan nasional Polandia LOT juga menyatakan pada Selasa bahwa untuk saat ini perusahaan menangguhkan penerbangan yang dioperasikan dengan pesawat jenis itu. Secara bertahap mereka mengganti Boeing 737 MAX 8 dengan pesawat lain.

Sebelumnya, pada Senin, LOT mengumumkan akan terus menerbangkan Boeing 737 MAX 8 dengan tidak adanya panduan dari badan-badan keamanan bandara.

Dua warga negara Polandia tewas dalam kecelakaan Ethiopian Airlines.

Otoritas penerbangan sipil Italia menyatakan akan menutup wilayah udaranya untuk Boeing 737 MAX 8 mulai Selasa malam. Otoritas Italia mengatakan keputusannya adalah tindakan pencegahan mengingat ketidakpastian atas penyebab kecelakaan Ethiopian Airlines.

FAA: Boeing 737 MAX 8 laik terbang

Ketika sejumlah negara melarang 737 MAX 8 terbang, Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) justru menilai bahwa pesawat model itu laik terbang. Mereka menolak untuk menangguhkannya meski ada tekanan dari para senator dan serikat pekerja.

Ted Cruz, senator Partai Republik yang mengepalai subkomite di bidang penerbangan dan angkasa luar mengatakan, "Saya percaya akan bijaksana bagi AS untuk sementara mengistirahatkan pesawat 737 MAX sampai FAA mengonfirmasi keselamatan pesawat ini dan penumpang mereka."

Senator Demokrat Edward Markey dan Richard Blumenthal telah melayangkan surat ke FAA, yang mereka sebut sebagai polisi keselamatan penerbangan, yang isinya meminta Boeing 737 MAX diistirahatkan sampai dapat dipastikan bahwa pesawat dapat dioperasikan dengan aman.

Perhimpunan Petugas Penerbangan AS (AFA) menyerukan kepada FAA untuk sementara menghentikan armada 737 MAX di AS atas dasar kehati-hatian. Operator terbesar 737 MAX 8 di AS, Southwest Airlines, menawarkan penumpang yang dijadwalkan terbang dengan pesawat pabrikan Boeing untuk mengubah pemesanan mereka.

Boeing telah mengonfirmasi bahwa selama beberapa bulan terakhir ini mereka telah mengembangkan peningkatan perangkat lunak kontrol penerbangan bagi armadanya, namun tetap percaya diri bahwa MAX laik terbang. 

Model 737 MAX adalah yang terbaru dalam generasi 737 yang sukses. Ini mencakup MAX 7, 8, 9 dan 10.

Pada akhir Januari, Boeing telah mengirimkan 350 model MAX 8 dari 5.011 pesanan yang mereka terima. Sejumlah kecil MAX 9s juga telah beroperasi.

Model MAX 7 dan 10, belum dikirim, karena baru akan diluncurkan dalam beberapa tahun mendatang.

MAX 8 yang jatuh pada Minggu adalah satu dari 30 yang dipesan sebagai bagian dari ekspansi Ethiopian Airlines. 

Kecelakaan Ethiopian Airlines bukan kali pertama yang melibatkan 737 MAX 8 dalam kurang lebih lima bulan terakhir. Pada Oktober 2018, pesawat model serupa milik Lion Air jatuh di Laut Jawa.

Para penyelidik mengatakan bahwa pilot kesulitan dengan sistem otomatis yang dirancang untuk menjaga pesawat agar tidak macet. Itu merupakan fitur baru.

Belum jelas apakah sistem anti-stall adalah penyebab kecelakaan armada Ethiopian Airlines. Pakar penerbangan mengatakan masalah teknis lainnya atau kesalahan manusia tidak dapat diabaikan. (BBC, Xinhua, dan Reuters)

Berita Lainnya
×
tekid